Soroti Adanya Pilihan Alquran atau Pancasila di Pertanyaan TWK KPK, Romo Magnis: yang Buat Tidak Pancasilais!

- 19 Juni 2021, 19:29 WIB
Budayawan, Romo Magnis turut menyoroti pertanyaan TWK KPK yang minta untuk memilih Alquran atau Pancasila.
Budayawan, Romo Magnis turut menyoroti pertanyaan TWK KPK yang minta untuk memilih Alquran atau Pancasila. /Dok. Antara.

PR DEPOK - Budayawan sekaligus rohaniwan Franz Magnis Suseno menyoroti soal pertanyaan kontroversi Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang mesti memilih antara Alquran atau Pancasila.

Munculnya pertanyaan memilih antara Alquran atau Pancasila sontak membuat pria yang akrab dipanggil Romo Magnis ini keheranan.

Dalam pernyataannya, Romo Magnis lantas meminta untuk tidak menyarankan masyarakat untuk memilih antara Alquran atau Pancasila.

Baca Juga: Tunjukkan Bukti Ia Keturunan Nabi Muhammad, Husin Shihab: Ragukan Silsilah Ini Serupa Ragukan Adanya Ahlulbait

Hal itu disampaikan Romo Magnis dalam webinar bertema "Pancasila: Tandingan Agama atau etika Kebangsaan?" yang digelar di Jakarta, pada Sabtu, 19 Juni 2021.

"Misalnya, saya ditanya pilih ajaran Katolik atau Pancasila, itu pertanyaan apa?" kata Romo Magnis seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara.

Pertanyaan yang diberlakukan kepada pegawai lembaga antirasuah tersebut menurutnya sama dengan menggerogoti kesetiaan seseorang pada Pancasila.

Baca Juga: Beredar Video HRS Sebut Presiden ‘Jokodok’ dan Ajak Melengserkan, Ferdinand Hutahaean: Sadis Banget Orang Ini

Sebab, dikatakan Romo Magnis, pertanyaan tersebut memberi kesan memilih antara agama atau Pancasila.

"Jadi, yang membuat pertanyaan ini sendiri sebenarnya tidak Pancasilais," ucapnya menambahkan.

Kemudian, Romo Magnis juga berpendapat pertanyaan pilihan antara Alquran atau Pancasila yang ditujukan kepada umat Islam itu berbahaya, dan perlu untuk diselidiki.

Baca Juga: Maulid Nabi dan Cuti Natal Ditiadakan, Natalius Pigai: Jokowi Amputasi Hak Rakyat, Pemerintah Tidak Punya Hati

Romo Magnis menjelaskan bahwa Pancasila lahir bukan untuk bersaing dengan agama mana pun, sehingga dia berharap ke depannya tak ada lagi pertanyaan semacam itu.

Selain itu, ia juga meminta agar Pancasila tak dilebih-lebihkan, apalagi bila mengarah kepada hal yang politis.

Masalahnya apabila Pancasila dilebih-lebihkan untuk kebutuhan politis, lanjut dia, maka akan kontraproduktif karena meminta seseorang memilih antara Pancasila atau agama.

Baca Juga: Wacana Jabatan Presiden 3 Periode Kembali Muncul, Guntur Romli: Jokowi Sendiri Sudah Menolak atas Usulan Itu

Lebih lanjut, Romo Magnis menuturkan tidak perlu melepaskan identitas masing-masing untuk menjadi orang Indonesia, apalagi mengkompromikan agama atau keyakinan.

Sebab setiap orang pasti mempunyai keterikatan sosial kepada keluarga, kampung halaman, negara, dan tentunya pada agama.

Diketahui sebelumnya, pertanyaan pilihan antara Alquran dan Pancasila mulanya muncul dari proses tes wawasan kebangsaan (TWK), yang diberikan kepada pegawai KPK.

Baca Juga: Minta Pemerintah Serius Tangani Pandemi, Adhie Massardi: Sudah Tahu Covid-19 dari China, tapi Terus Impor TKA

Pertanyaan tersebut sontak menuai protes keras dari berbagai pihak dan membuat publik menilai TWK, yang digelar oleh KPK dan BKN itu bermasalah.

Menanggapi polemik tersebut, Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron mengaku tak mengetahui adanya pertanyaan pilihan antara Alquran dan Pancasila dalam materi soal.

Sebab menurut Ghufron, seluruh proses tes peralihan status pegawai untuk menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) tersebut diserahkan KPK pada BKN.

Baca Juga: Jadwal Acara TV Hari ini Sabtu 19 Juni 2021 di RCTI, Global TV, dan MNC TV: Tayang Euro 2020 POR vs GER

"KPK dan saya tidak tahu tentang materi soalnya, metode dan bagaimana mekanisme evaluasinya. Semuanya kami pasrahkan ke Badan Kepegawaian Negara (BKN)," kata Nurul Ghufron.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x