Ingatkan Jokowi Soal Lengsernya Soeharto, Ali Syarief: Kawannya Tak Ada Sedih dan Menyesal, Semua Sorak Sorai

- 22 Juni 2021, 07:20 WIB
Akademisi Cross Culture Institute, Ali Syarief.
Akademisi Cross Culture Institute, Ali Syarief. /YouTube Ali Syarief-Cross Culture Institute-Hippo

PR DEPOK – Akademisi Cross Culture Institute, Ali Syarief memperingatkan Joko Widodo (Jokowi) soal lengsernya Presiden Kedua RI Soeharto setelah 32 tahun menjabat.

Peringatan ini disampaikan Ali Syarief menyusul adanya pihak yang mendorong presiden menambah jabatan tiga periode.

Tampaknya Ali Syarief tak ingin Jokowi mengalami hal seperti Soeharto.

Baca Juga: Cek Penerima Bansos Rp300.000 Lewat cekbansos.kemensos.go.id, Simak Cara Mudahnya di Sini

Ali Syarief mengatakan ketika Soeharto mengundurkan diri, tak ada satupun kawannya yang bersedih atau menyesal.

Justru mereka semua ikut bersorak bersama para mahasiswa.

Cuitan Ali Syarief.
Cuitan Ali Syarief. Twitter @alisyarief

Waktu Pak Harto mengundurkan diri, kawan2 beliau pun, tdk ada yg bersedih dan menyesalkan. Semua sorak sorei bertepuk tangan bersama mahasiswa. Saya hanya mengingatkan saja @jokowi, itu Pak Harto lho,” katanya seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari akun Twitter pribadinya @alisyarief pada Selasa, 22 Juni 2021.

Baca Juga: Ramalan Cinta 6 Zodiak Selasa, 22 Juni 2021 : Cancer, Jangan Saling Menyalahkan karena Akan Merusak Segalanya

Sementara itu terkait wacana Jokowi tiga periode, Ali Syarief menjelaskan bahwa di dalam konstitusi sudah tertulis jelas presiden hanya boleh menjabat maksimal 10 tahun.

Cuitan Ali Syarief.
Cuitan Ali Syarief. Twitter @alisyarief

Jadi Konstitusi itu acuan dan haluan bernegara. Sudah jelas jabatan Presiden itu ditulis 2 x 5 tahun (Qodar Hukum),” tuturnya.

Ia mengatakan apabila ada pihak-pihak yang ingin Jokowi menambah jabatan tersebut, maka mereka melanggar UUD 1945 dan berkhianat.

Baca Juga: RI Disebut ‘Herd Stupidity’ karena Remehkan Covid-19, Roy Suro: Kalau di Jepang Pasti Sadar Diri untuk Mundur

Kalau ada yg ingin 3 kali. Ini melanggar UUD. Ini penghianatan. Harus dilawan, oleh semua pihak, terutama oleh Aparat Penegak Konstitusi dan Hukum,” ujarnya.

Menurut Ali Syarief, Indonesia sudah “tidak ada” lagi jika konstitusi benar-benar diamandemen demi pemilihan Jokowi-Prabowo di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Cuitan Ali Syarief.
Cuitan Ali Syarief. Twitter @alisyarief

Kalau konstitusi diamanademen, hanya untuk memilih Jokowi + Prabowo, ini artinya Indonesia sudah tidak ada lagi. Silahkan renungkan!!!!” katanya.

Baca Juga: Pemerintah Sebut Ekonomi Indonesia Batal Tumbuh 8 Persen, Fadli Zon: Saking Lucunya, Bisa Tingkatkan Imunitas

Meski demikian, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelumnya menegaskan tidak pernah berniat dan minat melanjutkan jabatan tiga periode. Ia menekankan harus menjaga konstitusi dua periode.

"Saya tegaskan, saya tidak ada niat. Tidak berminat juga menjadi presiden tiga periode. Konstitusi mengamanatkan dua periode. Itu yang harus kita jaga bersama-sama," tuturnya seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Jokowi mengatakan ia adalah presiden yang dipilih langsung oleh rakyat Indonesia berdasarkan konstitusi, sehingga pemerintahannya akan berjalan tegak lurus dengan konstitusi tersebut.

Baca Juga: Prediksi Euro 2020 Grup F Portugal vs Prancis, Laga Hidup Mati Selecao dan Les Blues

Lebih lanjut menurut presiden, pihak-pihak yang mengusulkan ia menjabat tiga periode hanya ingin mencari muka.

“Ada yang ngomong presiden dipilih tiga periode. (Mereka yang usul) itu, satu, ingin menampar muka saya. Ya. Yang kedua, ingin cari muka, padahal saya sudah punya muka. Yang ketiga, ingin menjerumuskan. Itu saja. Ini yang sejak awal saya sampaikan,” katanya.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x