"Tahun 2024 itu tantangannya berat. Potensi bom waktu pengangguran generasi milenial X & Y di era 2024-2029, karena krisis ekonomi-sosial dan inflasi tinggi pascapandemi yang siap menerkam negara manapun yang gagal mengelola utang dan neracanya, diperberat lagi jika trade war China dan AS belum reda," ucapnya.
Sementara itu, pemilihan presiden (pilpres) 2024 dinilai Herry bukan solusi penyelesaian utang negara.
Sebaliknya, presiden terpilih bisa sebagai sumber masalah baru dengan mengambil utang ribuan hingga triliunan rupiah untuk menutupi utang sebelumnya.
"Bukan eranya lagi milih capres 2024 karena ganteng, dizalimi, gagah, dan alim, tapi setelah jadi presiden malah negara berutang lebih banyak di 2024-2029," ucapnya.
Baca Juga: Tes Kepribadian: Pilih Bingkai Berikut dan Lihat Sisi Tersembunyi tentang Anda
Semua capres dan tim sukses capres 2024 diminta menyelamatkan ekonomi negara sebelum Pemerintahan Jokowi berakhir pada 2024 dengan membeli kembali puluhan bahkan ratusan triliun rupiah surat utang negara.
Pembayaran utang pokok dan bunga yang diperkirakan jatuh tempo pada 2021-2022 sebesar Rp370 triliun.
"Jika ada seorang capres yang mau melangkah seperti itu, akan membuat Soekarno-Hatta dan founding father tersenyum bahagia di alam kubur," tuturnya.
Baca Juga: Cara Membedakan Hoaks dan Fakta Menurut Kominfo: Kenali 5 Tanda dan 3 Langkah Berikut
Para pimpinan parpol dan Jokowi diharap membuka sayembara untuk mendorong kelahiran capres yang mampu mengatasi masalah terutama ekonomi guna menyelamatkan perekonomian 3 sampai 5 tahun yang akan datang.***