Panduan Vaksinasi Covid-19 Sinovac Produksi Bio Farma bagi Kelompok Anak Usia 12-17 Tahun dari BPOM

- 5 Juli 2021, 10:35 WIB
Ilustrasi vaksinasi.
Ilustrasi vaksinasi. /Kemenkes RI

PR DEPOK - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menerbitkan panduan vaksin Covid-19 Sinovac produksi Bio Farma bagi anak usia 12-17 tahun di Indonesia.

"Keputusan ini diambil berdasarkan kajian yang telah dilakukan oleh BPOM bersama dengan Tim Komite Nasional (Komnas) Penilai Vaksin Covid-19 dan Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), serta Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)," kata Juru Bicara Covid-19 dari BPOM Lucia Rizka Andalusia dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara.

BPOM melakukan pemantauan penggunaan vaksin Covid-19 untuk menjamin keamanan, khasiat, dan mutu vaksin setelah disuntikkan ke masyarakat.

Baca Juga: UAS Protes Masjid Ditutup saat PPKM Darurat, Ferdinand Singgung Peran Ma'ruf Amin: Pak Wapres Masih Ada Kan?

Sementara itu surat panduan penggunaan vaksin Covid-19 produksi Bio Farma memuat informasi terkait manfaat serta risiko penggunaan vaksin bagi tenaga kesehatan dan masyarakat.

Vaksin Covid-19 Bio Farma adalah vaksin yang dibuat dari virus yang dimatikan untuk membentuk kekebalan tubuh terhadap virus SARS-CoV-2.

"Vaksin Covid-19 Bio Farma ini tidak melindungi 100% orang," tulissurat panduan tersebut.

Baca Juga: ‘Pak Presiden Kapan Mundur’ Trending di Twitter, Ali: Ini Bukan Meme, Tapi Opini Publik yang Terus Bergulir

Kemasan vaksin Covid-19 dilakukan dalam dus berisi sepuluh vial dengan dosis masing-masing lima milliliter (ml) yang didistribusikan dalam bentuk suspensi injeksi.

Vaksin Covid-19 disimpan dalam suhu +2 hingga +8 derajat celcius, kering dan tidak dibekukan.

Anak-anak dan remaja berusia 12-17 tahun disuntikkan ke dalam otot lengan atas (intramuskular) sebanyak 0,5 ml dalam dua dosis dengan selang waktu 28 hari.

Para calon penerima manfaat untuk berkonsultasi kepada dokter perihal pengaruh penyakit yang diderita seperti memiliki alergi.

Baca Juga: Singgung UAS yang Tak Terima Masjid Ditutup Meski Alasan Pandemi, Muannas: Hobi Provokasi Pakai Isu Agama

Kemudian, penyakit akut, gangguan perdarahan, dan terkonfirmasi mengalami imunodefisiensi.

Efek samping yang bisa terjadi setelah pemberian vaksin Covid-19 Bio Farma berupa reaksi lokal dan reaksi sistemik.

Reaksi lokal yang dilaporkan selama studi klinik seperti nyeri di tempat injeksi, pembengkakan, eritema, gatal, indurasi, kemerahan, penurunan sensasi, dan warna kulit yang lebih pudar (discolouration).

Reaksi sistemik yang umum dilaporkan berdasarkan hasil uji klinik adalah nyeri otot, demam, rasa lelah (fatigue), mual, muntah, dan sakit kepala.

Baca Juga: Sebut 20 TKA China Masuk Indonesia Modus Baru, Faisal Basri: Mei 2021, Masuk Bandara Sam Ratulangi 1.015 Orang

Laporan uji klinis vaksin SARS-CoV-2 inaktivasi bagi 550 subjek anak di China menyebutkan efek samping vaksin Covid-19 Bio Farma bersifat ringan hingga sedang.

Nyeri di tempat suntikan adalah efek samping yang paling sering dilaporkan.

Hasil analisis sub group berdasarkan kelompok usia menunjukkan efek samping lebih tinggi pada kelompok umur 12-17 tahun dibandingkan kelompok umur 3 hingga 5 dan 6 hingga 11 tahun.

Baca Juga: Cek Penerima Bansos Kartu Sembako BPNT Rp600 Ribu Juli 2021 Lewat KTP di cekbansos.kemensos.go.id

Untuk efek samping sistemik seperti demam dan hidung berair, lebih tinggi pada kelompok umur 3 sampai 5 dan 6 hingga 11 tahun bila dibandingkan dengan kelompok umur 12-17 tahun.

Untuk kelompok umur 12-17 tahun, efek samping sistemik nyeri pada tempat suntikan dan sakit kepala lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok umur 3 hingga 5 dan 6 hingga 11 tahun.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah