Kemenkes Minta Industri dan Pedagang Besar Farmasi Tidak Menahan Obat bagi Masyarakat

- 11 Juli 2021, 14:59 WIB
Ilustrasi obat.
Ilustrasi obat. / unsplash.com/Volodymyr Hryshchenko/

PR DEPOK – Hingga saat ini masih belum ditemukan obat yang teruji secara klinis dapat mengobati pasien Covid-19, namun sudah ada beberapa obat yang dianggap potensial dan sudah dapat dipakai dalam penanganan terapi Covid-19.

Untuk itu dalam menjamin ketersediaan obat tersebut pemerintah meminta industri obat, pedagang besar farmasi (PBF), dan pelaku usaha lainnya agar tidak menahan obat bagi masyarakat.

Plt Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) drg. Arianti Anaya mengatakan meningkatnya angka kasus Covid-19 diikuti dengan peningkatan kebutuhan terhadap obat-obatan untuk penanganan Covid-19.

Baca Juga: Upaya Atasi Covid-19, Pemerintah Provinsi Jawa Barat Salurkan Obat dan Suplemen Gratis

Pemerintah terus berupaya menjaga ketersediaan obat, terutama obat terapi Covid-19 agar tidak kekurangan stok.

Selain itu dia mengaku ada beberapa kendala yang dihadapi, yakni pendistribusian obat ke daerah. Oleh sebab itu, Arianti meminta industri-industri atau PBF untuk tidak menahan obat agar masyarakat mudah mendapatkannya.

“Kita berharap industri-industri tidak menahan obat-obat yang ada di industri maupun PBF sehingga dapat diakses oleh masyarakat secepatnya,” kata Arianti Anaya seperti  dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari laman resmi Kemenkes pada Minggu, 11 Juli 2021.

Baca Juga: Simak, Berikut Cara Mendapatkan Obat Gratis bagi Pasien Covid-19 yang Melakukan Isolasi Mandiri

“Saya ingin menekankan di sini bahwa kami sudah melakukan pengecekan stok obat bahwa kita memiliki stok yang cukup dan tentunya stok yang kita punya ini masih cukup di tengah kasus Covid-19 yang saat ini cukup tinggi dan membutuhkan obat-obatan,” ujarnya.

Peningkatan kasus Covid-19 beriringan dengan tingginya kebutuhan obat, terutama obat terapi Covid-19.

Saat ini stok obat terapi Covid-19 cukup banyak, antara lain Oseltamivir kapsul ada 11,6 juta tablet, Favipiravir ada 24,4 juta tablet dan Remdesivir 148.891 vial.

Baca Juga: Kimia Farma Produksi 3 Jenis Obat Terapi yang Diperuntukkan bagi Pasien Covid-19

“Memang remdesivir ini kelihatannya stok kita ada 148.891. Kita sedang mendorong remdesivir untuk impor dan saat ini remdesivir sudah akan sampai lagi di Indonesia dalam 2 sampai 2 hari,” katanya.

Selanjutnya obat Azythromycin 12,3 juta tablet, Tocilizumab 421 tablet. Obat Tocilizumab hanya dapat digunakan kasus kritis artinya ketersediaan saat ini sudah mencukupi, dan pemerintah juga telah menambah stok Tocilizumab dalam 1 hingga 2 hari kedepan akan bertambah.

Stok multivitamin sebanyak 75,9 juta tablet. Semua stok obat tersebut sudah tersedia di Dinas Kesehatan Provinsi, di Instalasi Farmasi Pusat, di industri farmasi dan PBF, rumah sakit dan tersedia juga di apotek.

Baca Juga: Jabar Hentikan Proyek Milyaran, Ridwan Kamil: Dananya Dialihkan untuk Obat-obatan dan Suplemen Pasien Covid-19

“Instalasi Farmasi pusat dan 34 Dinas Kesehatan Provinsi ini menyimpan obat sebagai buffer stock untuk kita apabila stok-stok obat di lapangan kosong. Sehingga kita harapkan masyarakat bisa mendapatkan pelayanan terhadap obat-obatan yang dibutuhkan dalam penanganan Covid-19,” kata Arianti Anaya.***

Editor: Yunita Amelia Rahma

Sumber: Kemenkes


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x