Dalam cuitannya, Ade Armando menunjukkan Inggris memiliki jumlah kematian lebih tinggi, yakni mencapai 128 ribu, padahal jumlah penduduknya jauh lebih sedikit dari Indonesia, yakni mencapai 68 juta penduduk.
Sementara itu, Ade Armando juga menuliskan data bahwa Indonesia dengan jumlah penduduk sekitar 270 juta jiwa, memiliki jumlah kematian karena Covid-19 mencapai 73 ribu.
Baca Juga: Jangan Tertipu, Begini Cara Bedakan Oximeter Asli dan yang Palsu
Perbandingan yang dibuat oleh Ade ini sontak menuai banyak kritik dari publik.
Pasalnya, sang dosen UI dianggap tak sepantasnya melihat kematian hanya sebatas angka.
Beragam kritik pun dilontarkan oleh warganet di unggahan akun Twitter Ade Armando itu.
"Pak, 73 ribu itu manusia. Bukan segumpal lumpur. Ada banyak orang kehilangan tulang punggung, anak semata wayang, seorang ibu, dll. Jangan remehin nyawa orang. Sudah lantang, pandir pula," kata akun @iba***.
"Sekelas dosen ngomongin nyawa ornag udah kaya kacang, hebat. Semoga nanti pas meninggal masih ada yang mau mengurus ya, Pak. Ga dianggap remeh seperti bapak meremehkan nyawa orang lain," ujar @Ger***.
"Artinya, 73.000 nyawa melayang itu cukup kecil d banding Inggris ya? Coba bayangkan 73ribu itu nyawa korban perang, kecil ato Besar? Jangankan 1000 orang, 1 nyawa saudara yg meninggal saja sungguh penuh penyesalan bagi keluarga yg d tinggalkn. ternyata 73rb tu kcil bgi bg ade," kata akun @Mzt***.