Program ini hadir berkat semangat kolaborasi gotong-royong di sektor usaha demi membantu untuk meringankan beban pendanaan pemerintah Indonesia.
“Pendanaannya mandiri dari Kimia Farma sebagai anggota BUMN holding farmasi, tanpa menggunakan APBN, baik untuk pembelian vaksin maupun pengiriman dan pelaksanaan vaksinasinya,” tutur Verdi.
Program vaksinasi ini juga dijalankan demi mendukung beberapa hal seperti tercapainya target vaksinasi nasional sebanyak dua juta dosis per hari, terciptanya kekebalan komunal atau herd immunity, dan membantu Warga Negara Asing (WNA) yang bertugas atau tinggal di Indonesia.
Verdi juga menerangkan bahwa kemunculan vaksin Sinopharm dan vaksin merek lain menjadi acuan bahwa ketersediaan vaksin di Indonesia aman.
“Oleh karenanya, masyarakat jangan ragu untuk divaksinasi, karena vaksin ini dapat mengurangi risiko sakit berat apabila kita terpapar virus COVID-19 yang terus bermutasi ini,” kata Verdi.
Sebelumnya, Indonesia mendapatkan vaksin Sinopharm dari China National Pharmaceutical Group Corporation dalam bentuk jadi sebanyak 1,4 juta dosis pada Selasa, 13 Juli 2021 di Bandar Udara (Bandara) Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.
“Pada hari ini kita menyaksikan bahwa kita sudah menerima kurang lebih sekitar 1.408.000 dosis vaksin merk Sinopharm,” kata Wakil Menteri (Wamen) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) 1 Pahala Nugraha Mansury pada keterangan persnya menyambut hadirnya vaksin tersebut pada Selasa, 13 Juli 2021 lalu secara daring.
Kedatangan vaksin ini menjadi tahapan ke-22 dari total kedatangan vaksin Covid-19 dan merupakan tahapan ketiga terkhusus untuk vaksin Sinopharm.***