Tanda kedua adalah terjadi penurunan kesadaran. Hal ini bisa dilihat seperti pada orang yang diajak berbicara tetapi tidak memberikan sahutan atau justru berbicara ngawur atau tidak nyambung.
Selanjutnya tidak bangun atau muncul rasa ngantuk berat ketika diberi rangsangan nyeri.
Tanda ketiga terjadi diare atau muntah secara terus-menerus. Kemudian ada sejumlah tanda lain seperti pingsan, nyeri dada atau nyeri perut bagian atas, dan terjadi pendarahan yang tidak terkendali.
Baca Juga: Memphis Depay Minta Fans Barcelon Tak Panggil Dia 'Depay', Ini Alasannya
Kemudian pada anak terdapat sejumlah tanda yang perlu diwaspadai oleh para orang tua di antaranya, terjadi penurunan kesadaran, muntah terus menerus, tidak mau makan dan minum, saturasi oksigen kurang dari 92 persen, dada cekung dan cuping hidung kembang kempis saat benapas, serta frekuensi bernapas meningkat sesuai usia.
Pada usia <2 bulan frekuensinya meningkat 60x per menit. Kemudian pada usia 2-11 bulan frekuensinya meningkat 50x per menit.
Selanjutnya pada usia 1-5 tahun frekuensinya meningkat 40x per menit dan pada usia >5 tahun frekuensinya meningkat 30x per menit.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memantau kondisi anggota keluarga yang sedang menjalani isoman.
Pertama selalu tanyakan kabar entah mengenai kondisi hari ini atau keluhan apa yang terjadi hari ini. Membaik atau memburuk.