Jokowi Sebut Rakyat Menjerit karena PPKM, Rachland Nashidik: Lapar Pak, Disuruh di Rumah Tapi Tak Diberi Makan

- 30 Juli 2021, 16:15 WIB
Politisi Partai Demokrat, Rachland Nashidik.
Politisi Partai Demokrat, Rachland Nashidik. /Facebook.com/Rachland Nashidik

PR DEPOK – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa seluruh rakyat Indonesia menjerit ketika pemerintah menerapkan PPKM Darurat.

Hal tersebut disampaikan Jokowi terkait alasan pemerintah tidak bisa mengambil opsi lockdown dalam menangani pandemi Covid-19 lantaran pada level PPKM Darurat saja rakyat sudah tidak kuat.

"Tidak bisa kita tutup, lockdown seperti negara lain. Lockdown artinya tutup total, kemarin PPKM Darurat kan semi lockdown, itu masih semi saja saya masuk kampung, saya masuk ke daerah semuanya menjerit untuk dibuka. Lockdown itu juga belum bisa menjamin permasalahan bisa selesai," kata Jokowi seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Antara pada Jumat, 30 Juli 2021.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Huruf Pertama yang Dilihat Pertama Kali dapat Menggambarkan Kepribadian Anda

Menanggapi hal tersebut, politisi Partai Demokrat Rachland Nashidik menilai bahwa rakyat menjerit atas penerapan PPKM lantaran kelaparan.

Menurutnya, untuk mengatasi persoalan tersebut sebaiknya negara memberikan rakyat makan sehingga bisa menerapkan PPKM hingga lockdown tanpa adanya jeritan rakyat kembali.

Menjerit karena lapar, Pak. Di suruh di rumah tapi tak diberi makan. Makanya negara kasih makan rakyat dong. Itu syaratnya lockdown,” ujar Rachland Nashidik melalui akun Twitter pribadinya @RachlanNashidik.

Perlu diketahui, Presiden Jokowi mengakui kemunculan Covid-19 varian delta di Indonesia tidak terprediksi sebelumnya sehingga harus menerapkan PPKM Darurat Jawa-Bali pada 3-20 Juli 2021.

Baca Juga: Jokowi Sebut RI Tak Bisa Lockdown, Said Didu: Rakyat Menjerit Karena Kehidupannya Tidak Dijamin saat PPKM

"Dulu di Januari, Februari, Maret, April, Mei kondisi dari Covid-nya sudah mulai turun, kalau corona turun, ekonomi pasti naik, sudah kelihatan itu sebetulnya, tetapi tanpa terprediksi muncul yang namanya varian Delta, varian jenis baru dari corona," katanya.

Menurut Jokowi, varian delta yang muncul di seluruh negara di dunia ini menyebabkan perekonomian gobal ikut terguncang termasuk di Indonesia. Oleh sebab itu, lanjutnya, tak ada pilihan lagi selain menerapkan PPM Darurat.

"Tidak ada jalan lain saat itu di Pulau Jawa dan Bali kita lihat titik-titik merah semua, tidak ada yang kuning, sehingga keputusan yang sangat berat dengan PPKM Darurat karena tidak ada cara yang lain secara itu, melompat kasusnya dan alhamdulillah sekarang paling tidak bisa kita rem, pelan-pelan tapi bisa kita rem," ujarnya.

Baca Juga: Cara Dapatkan Insentif dengan Mengikuti Pelatihan di Kartu Prakerja Gelombang 18 yang akan Dibuka

Jokowi juga menyebut saat ini angka kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Pulau Jawa dan Bali mulai turun.

"Tapi di luar Jawa gantian naik, inilah memang penularan varian delta sangat cepat," katanya.

Tangkapan layar cuitan Rachland Nashidik./Twitter/@RachlandNashidik
Tangkapan layar cuitan Rachland Nashidik./Twitter/@RachlandNashidik

Meski demikian, Jokowi menargetkan pada akhir 2021 vaksinasi kepada 70 persen penduduk Indonesia dapat selesai.

"Insya Allah kalau sudah 70 persen vaksinasi paling tidak daya tular dari virus ini menjadi agak terhambat, kalau sudah tercapai yang namanya kekebalan komunal,” tuturnya.***

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Twitter @RachlandNashidik Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x