Menurut Ferdinand Hutahaean, warna biru pesawat kepresidenan sebelumnya tidak melambangkan Indonesia melainkan identitas kelompok tertentu.
Oleh sebab itu, dia memaklumi bila biaya pengecatan ulang pesawat kepresidenan menjadi merah putih membutuhkan biaya yang cukup besar.
“Biru itu identik dengan asing, identitas kelompok tertentu, jadi tak masalah apalagi dengan biaya kecil seperti itu. Objektif dikitlah bang!” katanya.
Sebelumnya, Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono menjelaskan bahwa alokasi untuk perawatan dan pengecatan pesawat kepresidenan yang bernuansa merah putih tersebut sudah dialokasikan dalam APBN.
“Selain itu, sebagai upaya untuk pendanaan penanganan Covid-19, Kementerian Sekretariat Negara juga telah melalukan refocusing anggaran pada APBN 2020 dan 2021 sesuai dengan alokasi yang ditetapkan Menteri Keuangan," katanya seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Antara.
Terlebih lagi, lanjutnya, proses perawatan dan pengecatan dilakukan di dalam negeri sehingga secara tidak langsung, mendukung industri penerbangan dalam negeri yang terdampak pandemi.***