Refly mengatakan, jika Prabowo benar-benar berniat dan bersungguh-sungguh ingin menjadi Presiden 2024, maka posisi di luar pemerintahan akan sangat baik.
"Sesungguhnya posisi dia (Prabowo) di luar pemerintahan itu akan sangat baik sekali. Dia akan tetap dihormati dan tetap memupuk kekuatan," katanya menjelaskan.
Di sisi lain, Refly Harun menilai bahwa bagaimanapun Prabowo tetap akan menjadi sosok yang bermasalah.
Pasalnya, kata sang pakar hukum melanjutkan, Prabowo tak bisa menjadi antitesis dari pemerintahan atau rezim yang ingin membangun demokrasi, antikorupsi, serta pro hak asasi manusia.
"Tapi masalahnya adalah tetap saja sosok Prabowo adalah sosok yang bermasalah. Sosok yang ibaratnya tidak bisa menjadi antitesis dari misalnya pemerintahan atau sebuah rezim yang pengen membangun demokrasi, antikorupsi, pro hak asasi manusia," tuturnya.
Bukan tanpa alasan, Refly menilai sosok Prabowo akan terus menerus dikaitkan dengan masa lalunya di zaman Orde Baru.
"Karena itu selalu problematik bagi Prabowo untuk tetap menjadi antitesis dari pemerintahan sekarang. Misalnya pemerintahan sekarang dia anggap bukan pro pemberantasan korupsi, dia adalah pro pemberantasan korupsi. Pemerintahan sekarang tidak pro HAM, dia pro HAM, pemerintahan sekarang otoriter, dia demokratis misalnya," tuturnya.
Baca Juga: Berapa Lama Evaluasi Kartu Prakerja Gelombang 18? Simak Bocoran Estimasinya Berikut ini