Network
PR DEPOK – Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri belum lama ini menyampaikan pandangannya terkait Presiden Joko Widodo (Jokowi) selama menjabat sebagai presiden Indonesia.
Dalam sambutannya, Megawati mengaku prihatin dengan Jokowi yang kerap kali dikritik oleh masyarakat dengan tidak beretika.
Megawati bahkan merasa tak sampai hati melihat Jokowi, yang kini tampak kurus karena terlalu banyak memikirkan rakyat.
Baca Juga: Joe Biden Berkomitmen Pertahankan Pasukannya di Afghanistan hingga Seluruh Warga AS Dievakuasi
“Coba lihat Pak Jokowi. Saya suka nangis loh. Beliau itu sampai kurus. Kurus kenapa? Mikir kita, mikir rakyat,” kata Megawati saat menghadiri secara daring acara peletakan batu pertama pembangunan perlindungan Kawasan suci Pura Besakih, Bali pada Rabu, 18 Agustus 2021.
Salah satu yang membuat Megawati bersikap demikian adalah ketika masyarakat mengkritik Jokowi, dengan sebutan yang tidak pantas.
Dia menilai bahwa pihak yang mengata-ngatai Jokowi adalah orang yang tak bermoral, bahkan pengecut.
Meski ia juga sering mendapat bully-an semacam itu, tapi ia mengaku tidak takut dan menantang mereka yang mem-bully untuk datang berhadapan langsung dengannya.
“Masak masih ada yang mengatakan Jokowi kodok lah. Orang itu benar-benar tidak punya moral. Pengecut, saya bilang. Saya di-bully juga gak takut kok. Coba datang berhadapan. Jantan kamu,” ucapnya seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara pada Kamis, 19 Agustus 2021.
Hal tersebut lantas membuat Megawati mengingatkan masyarakat agar bersikap baik sebagai warga negara, dengan menggunakan etika moral terlebih dalam menyampaikan kritik.
Dengan kata lain, masyarakat semestinya tidak seenaknya dalam memberikan kritik. Maka dari itu, ia meminta semua pihak yang hendak mengkritik pemerintah atau Jokowi, untuk menyampaikannya dengan beretika.
“Kita mesti berkelakuan sebagai warga negara yang punya etika moral. Jangan sembarangan,” ujar Megawati dengan nada suara yang terdengar bergetar.
Awalnya, Ketua Umum DPP PDI Perjuangan tersebut membahas usia Indonesia yang masih muda dan semangat para pemuda untuk membangun bangsa.
Namun sebelum hendak menekan tombol peresmian, Megawati menyampaikan keprihatinannya terkait penyampaian kritik sebagian masyarakat yang tak beretika.
Dibanding mengkritik seperti itu, dia lebih menyarankan agar masyarakat menyampaikan kritikan secara konstruktif dan solutif.
Baca Juga: Bantuan Rp2,4 Juta Segera Disalurkan, Berikut Cara dan Syarat Daftar Bantuan UKT Kemendikbud 2021
“Saya hanya ingin orang itu datang baik-baik bertemu Pak Jokowi. Kegagalannya dimana dan konsep dari orang itu supaya tidak gagal seperti apa,” katanya menambahkan.
Kendati demikian, Megawati tampak berupaya menguatkan Jokowi sebagai kepala negara agar tetap tegar menghadapi kritikan dari masyarakat.
Bahkan ia mengingatkan presiden bahwa hal itu merupakan bagian dari ujian, yang juga diterima oleh semua pemimpin di dunia.
“Saya katakan ke Pak Jokowi, ‘Bapak yang tegar saja. Kami di belakang Bapak karena ini adalah cobaan, bukan hanya di Indonesia tapi seluruh dunia,” ujar Megawati.
Baca Juga: Peringati Lebaran Anak Yatim, Habib Husein Ja'far: Mari Perhatikan Yatim di Sekitar Kita
“Coba dilihat di televisi negara super power Amerika pun mengalami. Saya sangat sedih kalau banyak orang yang sepertinya menjelekkan Pak Jokowi. Pak Jokowi gagal, pemerintah kita gagal,” ucapnya melanjutkan.
Daripada mengkritik tak pantas kepada pemimpin, Megawati lebih mengharapkan seluruh pihak untuk bersatu padu menghadapi pandemi Covid-19.
Sebab menurutnya, di masa-masa sulit seperti sekarang ini dibutuhkan semangat gotong royong, baik itu dari masyarakat maupun pemerintah.
Baca Juga: Lesti Kejora dan Rizky Billar Resmi Menikah, Irfan Hakim: Cie-cie Udah Suami-Istri
Sementara itu, Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto yang mendampingi Megawati menegaskan bahwa kebijakan PDI Perjuangan terhadap pemerintah Jokowi sangat jelas.
“PDI Peruangan memberikan dukungan sepenuhnya kepada Pemerintahan Presiden Jokowi, terlebih dalam situasi yang sulit seperti ini. Dukungan partai semakin kokoh,” kata Hasto Kristiyanto.***
