Mengapa Badai Sitokin Bisa Terjadi pada Pasien Covid-19? Simak Penjelasan Berikut

- 24 Agustus 2021, 08:50 WIB
Ilustrasi badai sitokin.
Ilustrasi badai sitokin. /pixabay/pearson0612/

PR DEPOK – Beberapa hari sebelumnya, muncul kabar mengenai salah satu artis di Indonesia yang terkena Covid-19 dan menderita badai sitokin.

Kabar ini kemudian menjadi perbincangan di kalangan masyarakat mengenai apa yang disebut dengan badai sitokin.

Dokter Adam Prabata akan mencoba menjelaskan mengenai apa itu badai sitokin dan mengapa bisa terjadi pada pasien Covid-19 melalui akun Instagram pribadinya @adamprabata.

Baca Juga: Info Pengumuman Hasil Seleksi Kartu Prakerja Gelombang 18, Segera Cek Lolos atau Tidak Melalui Cara Ini

Sitokin merupakan molekul yang memiliki peranan dalam pengaturan respon imun. Sitokin kemudian ada yang berjenis pro inflamasi dan sitokin anti inflamasi.

Sitokin pro inflamasi merupakan sitokin yang memiliki peranan dalam meningkatkan peradangan.

Sedangkan, sitokin anti inflamasi memiliki peranan dalam menurunkan peradangan dan perbaikan jaringan tubuh.

Sementara badai sitokin adalah 'peningkatan sitokin pro inflamasi dalam tubuh yang memicu respon imun agresif dan berpotensi membuat kerusakan organ hingga kematian,' seperti diungkap dokter Adam dikutip Pikiranrakyat-depok.com.

Baca Juga: NIK KTP Tidak Muncul di Eform BRI sebagai Penerima BPUM? Segera Lakukan Hal Ini

Adapun proses badai sitokin pada Covid-19 diawali ketika virus penyebab Covid-19 masuk ke dalam tubuh dan mengakibatkan terjadinya respon imun yang hebat.

Alhasil terjadi peningkatan sitokin peradangan dan respon berlebih dari sel imun dan terjadilah badai sitokin.

Bila terjadi badai sitokin ada beberapa risiko yang bisa terjadi sebut dokter Adam di antaranya gangguan pernapasan berat, sindrom peradangan berat, gagal multi-organ, dan kematian.

Dokter Adam melanjutkan bahwa badai sitokin kemungkinan terjadi pada pasien Covid-19 dengan gejala berat dan pasien yang telah dinyatakan sembuh dari Covid-19.

Badai Sitokin juga berpotensi lebih besar terjadi pada pasien Covid-19 yang memiliki komorbid seperti diabetes, hipertensi, obesitas, dll yang diketahui memiliki risiko mengakibatkan Covid-19 dengan gejala berat.

Baca Juga: Soroti Kasus Muhammad Kece, Hilmi Firdausi: Hari Ini Hampir Tiap Saat Ada Saja Orang Nista Agama

Untuk mengantisipasi terjadinya badai sitokin, dokter Adam menyarankan untuk tetap waspada ketika tengah terkena Covid-19 dan pada saat sudah sembuh dari Covid-19.

Konsultasi ke fasilitas kesehatan terdekat bila gejala tidak membaik atau bahkan memburuk,” tutur dokter Adam.

Bila mendapat beberapa gejala seperti sesak napas, nyeri dada, berdebar, lemah sebelah, tidak sadar, nyeri kepala hebat, dan kondisi gawat darurat lainnya maka segera menghubungi pihak kegawatdaruratan.***

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Instagram @adamprabata


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x