Untuk diketahui, pihaknya melakukan pengamatan aspek sains pada uji klinik fase 1 dan 2 dan tidak ditemukan masalah, bahkan para relawan merasa lebih nyaman usai penyuntikan vaksin Nusantara.
"Perbedaannya vaksin Nusantara karena sel dendritik itu tidak terjadi inflamasi (kejadian ikutan pasca-imunisasi), sementara vaksin yang konvensional ini akan terjadi inflamasi," katanya.
Tidak hanya itu, menurut Nidom vaksin berbasis inactivated virus maupun mRNA yang kerap digunakan sejumlah produsen vaksin Covid-19 memiliki perbedaan mekanisme kerja dengan sel dendritik yang dimiliki vaksin Nusantara.
"Inflamasi tergantung merembetnya kemana, sementara kalau sel dendritik tidak menimbulkan inflamasi, bahkan dia akan merendahkan inflamasi yang komorbid (penyakit bawaan)," katanya.***