TNI Takkan Tutupi Gejala Efek Samping, RSPAD: Penelitian Vaksin Nusantara Akan Ikuti Kaidah Ilmiah

- 19 April 2021, 16:26 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19.
Ilustrasi vaksin Covid-19. /Alirazagumani/Pixabay
PR DEPOK - Usai sempat menuai polemik publik karena diragukan keamanannya, kini vaksin Nusantara dipastikan akan mengikuti kaidah ilmiah. 
 
Informasi itu disampaikan oleh Direktur Pelayanan Kesehatan RSPAD Gatot Subroto, Brigjen TNI Nyoto Widyo Astoro dalam pernyataanya di Jakarta Timur. 
 
Brigjen Nyoto memastikan penelitian vaksin nusantara yang menggunakan sel denditrik itu mengikuti kaidah ilmiah yang berlaku. 
 
 
"Ini adalah suatu penelitian sel denditrik di RSPAD gitu ya, dan penelitian ini nanti harus mengikuti kaidah-kaidah ilmiah," ucap Brigjen Nyoto di Markas Besar TNI pada Senin, 19 April 2021.
 
Dalam kesempatan menjadi narasumber di acara jumpa pers terkait vaksin nusantara tersebut, Brigjen Nyoto mengungkapkan bahwa sel denditrik memang sebenarnya telah digunakan untuk pengobatan penyakit kanker. 
 
Namun, sel denditrik kali ini dikembangkan untuk menangani virus corona. 
 
 
"Memang ini dicoba barangkali untuk membuat vaksin yang dari denditrik terutama ditujukan untuk vaksin, diharapkan untuk vaksin Covid-19," katanya seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara pada Senin, 19 April 2021. 
 
Mengingat bahwa kini pengembangan dilakukan untuk vaksin virus corona, maka menurutnya penelitian vaksin Nusantara mesti dilakukan secara baik sehingga bisa sesuai dengan kaidah yang berlaku. 
 
"Diterima secara ilmiah kemudian memang harus disetujui oleh beberapa pemangku untuk melegalkan dedintrik tersebut untuk pembuatan vaksin dalam hal ini," ujar Brigjen Nyoto.
 
 
Kemudian terkait gejala akibat vaksin besutan mantan Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto tersebut seperti demam, Brigjen Nyoto menyatakan gejala itu merupakan hal yang biasa terjadi. 
 
"Itu kan gejala-gejalan yang bisa diatasi. Artinya itu adalah efek samping ya, tapi bisa diatasi. Barangkali kalau yang gejala-gejala normal yang muncul-muncul itu bidang pokok penelitian, pasti itu lah yang akan dicatat gejala efek samping," ucapnya menjelaskan.
 
Menurutnya efek samping dalam uji coba penelitian vaksin tersebut nantinya akan dicatat dan dilaporkan pada Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). 
 
 
Selain itu, Brigjen Nyoto juga menuturkan TNI takkan menutup-nutupi semua gejala yang muncul selama proses penelitian. 
 
"Semua gejala-gejala tidak ada yang ditutupi atau tidak dilaporkan. Jadi semua gejala akan dilaporkan, dan nanti tentu saja yang nanti akan menilai adalah BPOM. Apakah gejala ini bisa layak dan sebagainya dalam vaksin ya, tapi itu hal yang biasa," kata Brigjen Nyoto menambahkan. 
 
Jangankan vaksin Nusantara, menurutnya vaksin lain pun juga sering memunculkan gejala efek samping seperti pegal-pegal pada badan, atau sakit di bagian bekas suntikan, boleh jadi lemas dan banyak lagi. 
 
"Gejala-gejala tersebut juga barangkali muncul pada vaksin-vaksin yang lain," ucapnya.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x