Kemudian di bagian bawah shredder, terdapat sensor ultrasonik yang telah disambungkan dengan microcontroler dan sprayer yang bertugas menyemprotkan larutan bakteri ke arah cacahan meski cacahan masker jatuh melewati sensor.
"Di bagian dasar tempat sampah didesain sedemikian rupa agar cacahan masker yang telah terdegradasi oleh mikroba akan masuk ke tabung penampungan," tuturnya dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara.
Awalnya tempat sampah ramah lingkungan itu dikembangkan usai melihat dampak buruk yang bisa dipicu oleh penumpukan masker medis, termasuk terbentuknya mikroplastik yang berisiko mencemari lingkungan.
Risiko tersebut semakin diperparah oleh minimnya kesadaran masyarakat untuk membuang masker berdasarkan pedoman yang benar.
Kemudian tim yang terdiri dari Muhammad Ardillah Rusydan, Gizela Aulia Agustin, Isthafaina Dea Fairuz, dan Asyifa Rizki Daffa mengembangkan alat tersebut.
"Harapannya alat yang kami kembangkan bisa menjadi solusi alternatif dalam mengurai persoalan limbah masker medis di masyarakat dan bersifat ramah lingkungan," tutur Ardillah.***