Network
"Karena itu kita mesti malu bahwa internasional justru yang nyorot pertama. Karena internasional tahu bahwa penjara itu potensial untuk terjadi bencana, bencana apa aja, perkelahian, pembunuhan dalam penjara, atau kebakaran segala macam," katanya.
Baca Juga: Layanan Samsat Keliling Hari Ini Kamis, 9 September 2021 di Jabodetabek, Berikut 14 Titik Lokasinya
Potensi terjadinya bencana ini, kata Rocky, lantaran disebabkan penjara yang menurutnya selalu melebihi kapasitas.
Menurutnya, korsleting listrik dalam penjara seharusnya bisa diantisipasi dari awal mengingat penjara itu harus dipelihara dengan sangat khusus.
"Jadi bagian ini yang betul-betul memalukan, karena kita tidak mengakui bahwa kita salah untuk merawat sistem pemasyarakatan kita. Jadi bukan sekedar penjaranya yang salah, sistem pengadilannya juga udah kacau kan," ujar sang pengamat politik.
Baca Juga: Segera Daftar DTKS Kemensos untuk Dapatkan BLT Anak Sekolah Siswa SD, SMP, SMA Senilai Rp4,4 Juta
Lebih lanjut, ia menyayangkan sikap Menteri Yasonna Laoly yang dinilai tidak memperlihatkan keprihatinan atas kebakaran yang menewaskan 41 orang narapidana itu.
"Dan nggak ada semacam keprihatinan awal gitu. Ini menteri datang di situ dan pakai baju yang juga mentereng gitu, udah kayak koboy masuk ke situ kan. Orang pikir ngapain ini menteri. Kan dia bisa datang dengan satu tim dan lebih dahulu untuk mengucapkan sesuatu yang menyedihkan," terang Rocky Gerung.
"Karena dia mesti akui bahwa itu kelalaian pengawasan kan. Jadi menteri tetap panglima tertinggi yang membuat kelalaian itu berubah menjadi bencana. Itu sebetulnya kan kita mau agar supaya ada standar etik pada jabatan seseorang," katanya.***
