Network
PR DEPOK - Anggota Komisi XI DPR RI, Refrizal tampak ikut memberikan komentarnya terkait penamaan jalan di DKI Jakarta, dengan nama tokoh Turki Mustafa Kemal Ataturk.
Dalam keterangan tertulisnya, Refrizal menyampaikan ketidaksetujuannya dengan rencana pemerintah menamai jalan di Jakarta dengan tokoh sekuler Turki tersebut.
Apalagi Refrizal sendiri merupakan warga yang menetap di DKI Jakarta dari lama, yakni sejak tahun 1973.
"Sebagai WARGA DKI Jakarta sejak JANUARI tahun 1973. Saya MENOLAK Mustafa Kamal Ataturk dijadikan nama Jalan di Jakarta," kata Refrizal seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari akun Twitter @refrizalskb pada Senin, 18 Oktober 2021.
Kemudian Refrizal pun menyarankan kepada pemerintah DKI Jakarta agar mencari tokoh lain untuk dijadikan nama jalan.
"Pemerintah DKI Jkt HARAP cari Nama Lain, Terima kasih," ujarnya melanjutkan.
Baca Juga: Bendera Merah Putih Tak Berkibar Saat Indonesia Sabet Thomas Cup, Gus Umar: Apa Jokowi Nggak Malu?
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Duta Besar Republik Indonesia di Ankara Muhammad Iqbal beberapa waktu lalu mengungkapkan rencana penggantian nama jalan di DKI Jakarta.
Tokoh yang dipilih menjadi nama jalan tersebut adalah founding father negara Turki, yaitu Mustafa Kemal Ataturk.
Rencana tersebut muncul tepat setelah pemerintah Turki juga memberi nama jalan di Ankara dengan nama "Ahmet Soekarno".
Kabar itu pun dibenarkan oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria dalam keterangannya pada Minggu, 17 Oktober 2021 kemarin.
Penamaan jalan dengan tokoh Mustafa Kemal Ataturk tersebut menurutnya merupakan salah satu kerja sama antara Indonesia dan Turki.
"Jadi sama-sama ini Insya Allah bagian dari kerja sama antara Indonesia dan pemerintah Turki," kata Ahmad Riza dilansir dari Antara.
Baca Juga: Punya Masalah Terkait Pencairan Insentif Kartu Prakerja Rp2,4 Juta? Begini Cara Mengatasinya
Meski belum disampaikan ruas jalan yang akan diganti namanya itu, Ahmad Riza mengaku akan segera mengumumkan hal tersebut dalam waktu dekat.
Lalu terkait nama tokoh, ia menyatakan bahwa nama jalan yang dipilih merupakan kesepakatan yang dilakukan oleh Indonesia dan Turki.
"Jadi memang ada keinginan dari kedua negara agar ada nama dari kita yang di Turki dan nama tokoh dari Turki di kita," ucapnya.***
