Cipta Panca Komentari Presiden Jokowi yang Jadi Ketua G20: Itu Memang Jabatan Bergilir, kok Dianggap Prestasi

- 1 November 2021, 10:55 WIB
Politisi Partai Demokrat Cipta Panca menilai jabatan ketua G20 yang dipegang Presiden Jokowi sebagai hal biasa, dan bukan sebuah prestasi.
Politisi Partai Demokrat Cipta Panca menilai jabatan ketua G20 yang dipegang Presiden Jokowi sebagai hal biasa, dan bukan sebuah prestasi. / Facebook Cipta Panca Laksana/

PR DEPOK - Politisi Partai Demokrat, Cipta Panca mengomentari terpilihnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi Ketua Kelompok 20 (G20), yang merupakan forum global beranggotakan negara penyumbang 80 persen produk domestik bruto (PDB) dunia.

Cipta Panca menilai jabatan ketua G20 yang kini diterima Presiden Jokowi merupakan hal biasa dan tak perlu dilebih-lebihkan.

Sebab menurut Cipta Panca, menjadi ketua G20 merupakan jabatan bergilir yang diterima oleh pemimpin negara dunia anggota KTT G20.

Baca Juga: Baru Jadi Janda Setelah Cerai dari Eryck Amaral, Aura Kasih Ungkap Alasan Suami Memilih Pergi

"Jadi biasa aja. Soal jadi presiden G20, ya itu memang jabatan bergilir," kata Cipta Panca seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari akun Twitter @panca66 pada Senin, 1 November 2021.

Oleh sebab itu Cipta Panca tampak heran dengan kelompok atau orang yang menganggap jabatan ketua G20 sebagai prestasi.

Padahal menurutnya, yang semestinya disebut prestasi bukan menjadi ketua G20, melainkan membuat Indonesia masuk dalam daftar negara KTT G20.

Baca Juga: Laporan Iklim WMO dI Konferensi COP26: Bumi Alami 7 Tahun Rekor Terpanas hingga Bawa ke Zona Ini

Dengan demikian, Indonesia diakui menjadi negara yang mempunyai kekuatan ekonomi baru juga besar, dan hal itu terjadi saat pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 2008 silam.

Cuitan Cipta Panca.
Cuitan Cipta Panca. Tangkap layar Twitter @panca66.

"Sama cebong kok dianggap prestasi. Prestasi itu yang mampu membawa Indonesia masuk G20. Indonesia menjadi negara dengan kekuatan ekonomi baru dan besar," ucapnya menjelaskan.

Dalam pernyataannya itu, Cipta Panca juga menyertakan sejarah masuknya Indonesia dalam daftar negara G20, yang diunggah oleh akun Instagram @sbyudhoyonoachvs.

Baca Juga: MS Kaban Bandingkan Suasana G20 di Dua Era: SBY Hadir Saat Ekonomi Cemerlang, Jokowi Saat Mangkrak

Berdasarkan penjelasan dari unggahan tersebut, masuknya Indonesia ke dalam daftar negara G20 itu berawal dari sambungan telepon Presiden SBY, dengan PM Australia Kevin Rudd, dan Presiden George Bush pada tahun 2008.

Sebab saat itu Amerika Serikat (AS) merupakan negara pemegang kunci yang menentukan negara-negara yang akan diundang dalam forum G20, dan Australia menjadi sekutu penting AS.

Seperti diketahui sebelumnya, Presiden Jokowi saat ini tengah menghadiri acara G20 di Roma, Italia dan terpilih menjadi ketua G20.

Baca Juga: Stafsus Millenial Dinilai Belum Berikan Kontribusi Nyata, Yan Harahap: Lagi-lagi Uang Rakyat Terbuang Sia-sia

Presiden Jokowi menerima tongkat estafet Keketuaan atau Presidensi G20 dari Italia pada hari kedua KTT G20, Minggu 31 Oktober 2021 kemarin.

Usai penyerahan palu secara simbolis dilakukan, Presiden Jokowi lantas mengetukkan palu dan menyampaikan sambutannya.

"Saya sampaikan selamat kepada Italia yang telah sukses menjalankan presidensi G20 di tahun 2021. Indonesia merasa terhormat untuk meneruskan presidensi G20 di tahun 2022," ucap Presiden Jokowi.***

Editor: Wulandari Noor

Sumber: Twitter @panca66 ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah