Adapun memang sebelumnya belum ada presiden Indonesia yang pernah memegang ketua G20, karena menurut Mustofa, Indonesia baru mendapatkan gilirannya pada tahun ini.
Lebih lanjut, Ia menjelaskan bahwa sistemnya mirip seperti arisan, yang memang semua anggota G20 pasti dapat jatahnya.
Meskipun begitu, jabatan ketua G20 ini akan dicopot nantinya jika memang masa jabatannya telah habis, namun bukan berarti Jokowi gagal.
"Ya jelas tidak ada. Karena jatah/giliran dapat jabatannya, baru tahun ini. Siapapun presidennya. Pasti dapat. Ini mirip arisan. Semua anggota G-20 pasti dapat jatah. Next time, jabatan ini akan dicopot. Bukan berarti Jokowi gagal. Tapi karena memang habis masa jabatannya," kata Mustofa, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Twitter @TofaTofa_id.
Mustofa kembali menjelaskan bahwa jadi presidensi G20 itu hanya giliran saja, dan bisa bertukar waktu.
Baca Juga: Hasil NBA: Trae Young Bawa Atlanta Hawks Benamkan Washington Wizards 118-111
Ia menegaskan agar masyarakat tak perlu "jingkrak-jingkrak" kesenangan, biasa saja. Menurutnya negeri ini memang besar dan tak perlu bersikap seperti anak kecil.
"Membuktikan bahwa jadi Presiden G20, HANYA giliran. Bisa tukeran waktu. Maka enggak perlu jingkrak2. Biasa2 saja. Kita negeri besar. Jangan kayak anak kecil," ujar Mustofa Nahrawardaya.***