Sebelumnya, terkait dugaan bisnis tes PCR, Juru Bicara (Jubir) Menko Marves, Jodi Mahardi menjelaskan bahwa tidak ada maksud bisnis dalam keterlibatan sejumlah pebisnis termasuk Luhut dalam pengadaan tes PCR.
"Tidak ada maksud bisnis dalam partisipasi Toba Sejahtra di GSI, apalagi Pak Luhut sendiri selama ini juga selalu menyuarakan agar harga test PCR ini bisa terus diturunkan sehingga menjadi semakin terjangkau buat masyarakat," kata Jodi, di Jakarta, Selasa, 2 November 2021.
Jodi menjelaskan bahwa Toba Bumi Energi ialah anak perusahaan Toba Bara Sejahtra. Namun saham Menko Luhut yang dimiliki melalui Toba Sejahtra di Toba Bara Sejahtra sudah sangat kecil yaitu di bawah 10 persen.
"Jadi Pak Luhut tidak memiliki kontrol mayoritas di TBS, sehingga kita tidak bisa berkomentar terkait Toba Bumi Energi," ujar Jodi.
Baca Juga: Peruntungan Shio Ayam, Shio Anjing, dan Shio Babi 3 November 2021: Simpan Uangmu, Jangan Dihabiskan!
Awal mula GSI didirikan diungkap oleh Jodi. Saat itu Luhut diajak teman-teman dari Grup Indika, Adaro, Northstar, yang berinisiatif membantu menyediakan tes Covid-19 dengan kapasitas tes yang besar.
Lalu hal ini dulunya menjadi kendala yang cukup berpengaruh di masa-masa awal pandemi Covid-19 di Indonesia.
"Jadi total kalau tidak salah ada 9 pemegang saham di situ. Yayasan dari Indika dan Adaro adalah pemegang saham mayoritas di GSI ini," ujar Jodi.