PR DEPOK - Politikus PKS Mardani Ali Sera menanggapi pemanggilan Presiden BEM Unmul atas kritikan kepada Wapres Ma'ruf Amin 'Patung Istana'.
Mardani Ali berpendapat, pemerintah seharusnya tidak gegabah dalam menanggapi kritikan yang disampaikan mahasiswa, termasuk Presiden BEM Unmul.
“Jangan Cepat cepat memberi penilaian pada mahasiswa, apalagi apparat sampai melakukan pemanggilan,” ucap Mardani Ali dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Twitter @MardaniAliSera.
Selain itu, kata dia, pemerintah juga seharusnya memiliki hati yang lapang karena rakyat memang memiliki hak untuk menyampaikan kritikan.
“Semua mesti lapang dada," ucap pria berusia 53 tahun ini menegaskan.
Lantas, Mardani Ali memberikan saran kepada mahasiswa agar menyampaikan kritikan dengan bijak dan aksi yang memiliki edukasi.
“Untuk rekan-rekan mahasiswa, sampaikan dengan bijak bahwa demo itu hak, tetapi mesti ada unsur edukasi dalam setiap demo yang dilakukan,” tutur dia mengakhiri cuitannya.
Diketahui sebelumnya, Presiden BEM Unmul bernama Rachim melontarkan kritikan atas kinerja Wapres Ma'ruf Amin selama ini.
Presiden BEM Unmul mengunggah poster yang menjelaskan Seruan Aksi dengan diksi “Kaltim Berduka Patung Istana Merdeka Datang ke Samarinda”.
Kabarnya, sebelum mendapatkan pemanggilan oleh Polresta Samarinda atas poster tersebut, Presma BEM Unmul ini sempat diminta menghapus unggahannya.
Akan tetapi pihak BEM Unmul menolak untuk melakukan penghapusan unggahan poster tersebut.
Setelah menolak, Presma BEM Unmul mengaku langsung mendapatkan surat pemanggilan dari Polresta Samarinda.
Sementara itu, status Rachim untuk saat ini masih sebagai saksi atas kasus pencemaran nama baik terhadap Wapres.***