"Sy sbg Warga Negara Indonesia Asli MENOLAK DENGAN KERAS AKSI 212 DIJADIKAN PROMOSI INDONESIA. Negeri ini bukan negara barbar. Refly Harun sebaiknya jgn mengotori ke Indonesiaan kami," katanya menambahkan.
Sementara itu, sebelumnya pakar hukum tata negara, Refly Harun, sempat menyinggung soal rencana Reuni Akbar 212 yang akan kembali digelar di Monas pada 2 Desember 2021 mendatang.
Menurut Refly, Reuni 212 ini bisa berpeluang untuk menjadi festival Islam terbesar di dunia.
"Terlepas dari orang tidak suka ya, kita tidak bisa menganggap semua orang suka dengan hal seperti ini, tapi sebenarnya bisa ada peluang untuk menjadikan Reuni 212 sebagai festival Islam terbesar di dunia," ujarnya.
Terlebih, katanya melanjutkan, jika acara reuni tersebut dilengkapi dengan pertunjukan seni, budaya, dan hal-hal yang berkaitan dengan peradaban Islam, seperti sistem politik, sosial, ekonomi, dan budaya, Reuni 212 ini bisa menjadi sarana untuk mempromosikan negara ke kancah internasional.
"Maka kemudian kita punya sarana untuk mempromosikan negara ini secara baik, sebagai friendly muslim country in the world, atau a friendly largest Muslim Popularism in the world misalnya. Peluang ini sebenarnya ada kalau seandainya kekuasaan ini punya gesture bisa cocok dengan mereka yang mengkampanyekan Reuni 212 ini," terangnya.***