Presiden Tunisia itu mengatakan tindakannya diperlukan untuk mengakhiri kelumpuhan pemerintah setelah bertahun-tahun pertikaian politik dan stagnasi ekonomi.
Saied juga telah berjanji untuk menegakkan hak dan kebebasan yang dimenangkan dalam revolusi 2011 yang membawa demokrasi.
Baca Juga: Kapolda Jawa Tengah Konfirmasi Penyebab Kebakaran Kilang Pertamina di Cilacap: Karena Induksi
Namun, beberapa politisi terkemuka telah ditangkap dan ratusan menghadapi larangan bepergian, sementara mantan presiden yang tinggal di luar Tunisia, Moncef Marzouki, menghadapi tuntutan atas serangan verbalnya terhadap Saied.
Menurut laporan lapangan, polisi telah "sepenuhnya memblokir" area di sekitar gedung dan telah mendirikan pos pemeriksaan.
Sementara demonstran yang menghadiri protes anti-pemerintah biasanya diidentifikasi sebagai pendukung partai Ennahdha, yang merupakan partai terbesar di parlemen yang sekarang ditangguhkan.
Protes Minggu kemarin itu menyusul bentrokan pekan lalu antara polisi dan pengunjuk rasa di kota selatan Agareb di mana satu orang tewas.
"Tunisia sekarang terisolasi secara internasional dengan penutupan parlemen dan kudeta,"
"Kami ingin memulihkan demokrasi," ujar Abderrouf Betbaib, mantan penasihat Saied yang berada di garis depan protes.***