Sambut Hari Toleransi Internasional 16 November 2021, Gus Yaqut: Perbedaan Adalah Fitrah

- 16 November 2021, 12:49 WIB
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas (Gus Yaqut).
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas (Gus Yaqut). /Instagram.com/@gusyaqut

PR DEPOK – Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas tampak menyambut Hari Toleransi Internasional yang jatuh pada 16 November. 

Pria yang akrab disapa Gus Yaqut itu menilai bahwa memaknai Hari Toleransi Internasional merupakan upaya perwujudan aksi nyata dari toleransi.

Menurutny, tujuan dari perwujudan toleransi pada Hari Toleransi Internasional merefleksikan pentingnya memberi ruang dengan yang lain.

Baca Juga: Sambil Meminta Maaf, Ayah Tubagus Joddy Ungkap Kondisi sang Anak Pasca Kecelakaan yang Tewaskan Vanessa Angel

“Setiap kita perlu terus menumbuhkan kesadaran bahwa keragaman agama, bahasa, budaya, dan etnis bukanlah dalih untuk konflik, tetapi kekayaan umat manusia. Keragaman adalah kekayaan,” ujar Gus Yaqut sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari situs Kemenag pada 16 November 2021.

Gus Yaqut menambahkan, keragaman yang ada merupakan potensi untuk saling berkolaborasi mewujudkan kebaikan.

Dalam hal kemanusiaan, Gus Yaqut menjelaskan bahwa saudara yang berbeda iman, tetap merupakan saudara.

Baca Juga: Adidas Sampaikan Permohonan Maaf Usai Sebut Wayang Kulit Berasal dari Malaysia

“Keragamaan adalah potensi bagi kita untuk saling mengenal dan berkolaborasi dalam kebaikan dan mewujudkan kemaslahatan bersama. Sebab, mereka yang bukan seiman adalah saudara dalam kemanusiaan,” ujar Gus Yaqut menambahkan.

Perlu diketahui bahwa pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) sedang dalam upaya untuk memperkuat dalam hal moderasi beragama.

Moderasi bergama diketahui memiliki empat indikator seperti komitmen kebangsaan, toleransi, anti kekerasan, dan ramah terhadap tradisi.

Baca Juga: Petani Akuakultur di Vietnam Dijatuhi Hukuman 7 Tahun Penjara Akibat Unggah Puisi di Facebook

Sikap moderasi beragama yang dirumuskan oleh Gus Yaqut merupakan cerminan cara pandang, sikap, praktik beragama dalam mengimplementasikan esensi ajaran agama yang bersifat melindungi.

Namun, Gus Yaqut menjelaskan bahwa moderasi beragama bukan dalam arti memperbarui agama, tetapi memoderasi pemahaman dan pengamalan dalam beragama.

“Moderasi beragama bukanlah upaya memoderasikan agama, melainkan memoderasi pemahaman dan pengamalan kita dalam beragama,” ujar Gus Yaqut.

Baca Juga: Kena Omelan Ria Ricis, Teuku Ryan Justru Takut Disuruh Tidur di Luar Gegara Hal Ini

Gus Yaqut berharap penguatan moderasi beragama bisa dipelopori oleh jajaran Kemenag terlebih dahulu.

Setelah itu, Gus Yaqut ingin mengajak pada cendekia agama, akademisi, tokoh pemuda, guru, dan kalangan milenial untuk menebarkan pemahaman dalam moderasi beragama.

Hal tersebut diyakini Menag guna meningkatkan toleransi antar umat, karena menurutnya perbedaan merupakan fitrah.

“Perbedaan adalah fitrah,” ujar Gus Yaqut.***

Editor: Yunita Amelia Rahma

Sumber: Kemenag


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah