“Kalimantan perlu segera mendapat perhatian serius, lalu stop isu ibukota baru,” tuturnya.
Sebagai informasi, sekitar 600 hektare hutan yang berada di Gunung Mas, Kalimantan Tengah telah dialihfungsikan menjadi perkebunan singkong.
Areal ini merupakan pembukaan hutan seluas 33.750 hektare yang diperuntukkan sebagai food estate atau lumbung pangan.
Ironisnya tanpa adanya kajian analisis dampak lingkungan, Kementerian Pertahanan membabat hutan Gunung Mas dan mengakibatkan enam desa terendam banjir.
Tidak sampai di situ saja, pembukaan hutan Gunung Mas berakibat pada terlepasnya emisi karbon yang berubah menjadi gas rumah kaca di atmosfer yang menyebabkan terjadinya krisis iklim.
Munculnya dampak krisis iklim ini membuat Greenpeace memberikan opsi agar pemerintah menjaga hutan-hutan yang tersisa di Indonesia.***