Masuki Musim Hujan, Prof Zubairi Djoerban Ingatkan Bahaya Leptospirosis

- 17 November 2021, 14:30 WIB
Ketua Satgas Covid-19 IDI Profesor Zubairi Djoerban.
Ketua Satgas Covid-19 IDI Profesor Zubairi Djoerban. /Twitter @ProfesorZubairi

PR DEPOK – Ketua Satgas Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof Zubairi Djoerban mengingatkan masyarakat akan bahaya penyakit Leptospirosis saat memasuki musim hujan.

Prof Zubairi mengatakan masyarakat harus berhati-hati dengan Leptospirosis terutama bagi mereka yang memiliki luka terbuka.

 

Kita sedang alami musim hujan. Cukup lebat karena terjadi banjir di beberapa tempat. Hati-hati dengan Leptospirosis. Lindungi diri Anda, terutama jika punya luka terbuka. Apalagi hujan akan terus lanjut dalam beberapa hari mendatang,” kata Prof Zubairi melalui akun @ProfesorZubairi sebagaima adikutip Pikiranrakyat-depok.com.

Baca Juga: Dedi Mulyadi Diprotes Mahasiswa saat Bersihkan Pasar Rebo, Ditanya Dasar Hukum hingga Kapasitasnya

Prof Zubairi kemudian menguraikan bahwa Leptospirosis diakibatkan bakteri bernama Leptospira.

Penularan pada Leptospirosis terjadi akibat adanya kontak dengan lingkungan yang tercemar oleh bakteri.

Leptospirosis disebabkan Leptospira, yang merupakan bakteri penyebabnya. Penularannya disebabkan kontak dengan lingkungan yang tercemar oleh bakteri ini” 

Leptospira biasa masuk ke dalam tubuh melalui kulit lecet atau luka atau selaput lendir mata, mulut, dan kerongkongan,” tuturnya.

Baca Juga: Adik Vanessa Angel Akui Didatangi Sang Kakak dan Bibi Andriansyah dalam Mimpi, Mayang: Cuma Senyum

Agar tetap hidup, Leptospira disebut Prof Zubairi akan hinggap ke tubuh hewan sebagai perantara atau reservoir.

Adapun hewan reservoir dari Leptospira di antaranya, tikus, babi, anjing, kucing, atau hewan ternak.

Agar tetap hidup, dalam siklus hidupnya, Leptospira bakal mampir dulu ke dalam tubuh hewan. Hewan ini bertindak sebagai penampung perantara (reservoir). Hewan reservoir Leptospira terutama golongan pengerat, seperti tikus

Binatang lain yang juga bisa menjadi reservoir adalah babi, anjing, kucing, atau hewan ternak,” katanya.

Baca Juga: Sebut Rakyat Harus Dukung Tindakan Densus 88 yang Tangkap Tokoh MUI, Ferdinand: Penangkapan Bukan Islamophobia

Manusia disebut Prof Zubairi bisa terkena infeksi Leptospira jika bersentuhan dengan air kencing hewan yang menjadi reservoir termasuk jika bersentuhan dengan air, tanah, atau sampah yang sudah tercemar.

Manusia bisa terinfeksi Leptospira jika bersentuhan dengan air kencing hewan reservoir ini. Atau bersentuhan dengan air, tanah, maupun sampah yang tercemar oleh air kencing mereka,” ujarnya.

Maka dari itu, Prof Zubairi menyarankan bila terjadi banjir, usahakan untuk tidak terkena kontak langsung dengan air.

Jika terjadi banjir, usahakan agar tidak terjadi kontak langsung dengan air. Misalnya dengan cara memakai sepatu bot atau sarung tangan karet untuk berkebun. Alat-alat itu penting kalau Anda hendak membersihkan pekarangan atau barang yang terkena air banjir,” katanya.

Baca Juga: Hasil Daihatsu Indonesia Master 2021: Praveen/Melati Gagal Melaju ke Babak 16 Besar

Kemudian Prof Zubairi juga mengingatkan agar berhati-hati dalam membeli minuman kemasan.

Hati-hati pula jika beli minuman kemasan (kaleng atau plastik). Kalau ingin minum langsung, sebaiknya tempat yang akan bersentuhan dengan mulut dicuci dulu. Kita tidak pernah tahu apa yang terjadi di gudang penyimpanan toko. Bisa saja kemasan itu tercemar air kencing tikus,” katanya.

Adapun orang yang sudah terkena Leptospirosis disebut Prof Zubairi tidak semuanya memperlihatkan gejala.

Gejala tersebut dikatakan Prof Zubairi kemungkinan bisa timbul 2-3 minggu.

Baca Juga: Anies Baswedan Sebut Pungli Terjadi karena Keserakahan: Jakarta Ini Jendela Negara

Orang yang terinfeksi Leptospirosis tak semuanya menunjukkan gejala. Gejala bisa saja timbul sekitar 2-3 minggu setelah kontak. Jadi, amat mungkin gejala penyakit muncul setelah banjir surut

Gejala awal orang yang terinfeksi Leptospirosis akan mengalami gejala kayak flu. Seperti demam, menggigil, rasa lemah, dan yang menonjol adalah nyeri otot. Terutama pada betis, punggung, dan perut. Gejala awal biasanya berlangsung 4-7 hari. Panas, kemudian turun,” tulisnya.

Sebagian orang yang terkena infeksi akan sembuh.

Namun jika masuk ke tahap berat maka demam dan nyeri otot akan lebih hebat dibanding sebelumnya.

Baca Juga: Rilis Trailer Kedua, Spider-Man: No Way Home Konfirmasi Hadirkan Lebih Banyak Villain dari Masa Lalu

Sebagian orang yang terinfeksi akan sembuh. Sementara sebagian lain panasnya akan kembali naik. Artinya penyakit itu akan masuk ke tahap berikutnya yang lebih berat. Gejalanya: demam dan nyeri otot akan lebih hebat dibanding sebelumnya,” ucapnya.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah