Sebut Bisnis Tes PCR sebagai Bisnis Muka Badak, Tamrin Tomagola: Usaha Berwujud Kejahatan Terhadap Kemanusiaan

- 18 November 2021, 14:41 WIB
Sosiolog UI Tamrin Tomagola menyebut bisnis tes PCR sebagai bisnis jahat muka badak.
Sosiolog UI Tamrin Tomagola menyebut bisnis tes PCR sebagai bisnis jahat muka badak. /Antara/Nanien Yuniar

PR DEPOK - Sosiolog Universitas Indonesia (UI) Tamrin Tomagola baru-baru ini menjelaskan secara lengkap masalah bisnis tes PCR yang belakangan ini ramai disoroti publik. 

Tamrin Tomagola tampak menyebut bisnis tes PCR tersebut sebagai bisnis jahat tanpa hati dan muka badak. 

Bukan tanpa alasan, Tamrin Tomagola menjelaskan bahwa tes PCR itu disebut sebagai bisnis karena awalnya dijalankan oleh perusahaan-perusahaan yang didirikan oleh pejabat negara. 

Baca Juga: Putus dari Shawn Mendes Usai 2 Tahun Bersama, Camila Cabello: Kamu akan Terus Menjadi Sahabat

Perusahaan-perusahaan tersebut menurutnya dibuat terburu-buru oleh mereka dengan cara mengubah akta pendirian. 

Selain itu, penyebutan bisnis tersebut juga dipertimbangkan dari berubah-ubahnya harga tes PCR dari tinggi hingga menjadi rendah akibat permintaan presiden. 

"Bisnis PCR adalah bisnis tanpa-hati (KEMANUSIAAN) dan bermuka badak," ujar Tamrin Tomagola seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari akun Twitter @tamrintomagola pada Kamis, 18 November 2021. 

Baca Juga: Link Nonton Hellbound Episode 1-6 Sub Indonesia, Kisah Kemunculan Makhluk Misterius di Sebuah Kota

Lalu menurutnya, tes PCR bisa disebut sebagai bisnis juga karena sering diharuskan oleh pemerintah, terutama bagi para penumpang pesawat dari luar negeri. 

"Awalnya layanan PCR ini ditawarkan dgn harga tunggu: 2-3 jutaan rupiah. Kemudian diturunkan Presiden @Jokowi menjadi 300an ribu rupiah. Walau harga sdh diturunkan tapi cakupan diperluas, meliputi juga transportasi selain penerbangan," ucapnya menjelaskan. 

Tamrin Tomagola pun menyebut bisnis tes PCR tersebut sebagai bisnis tak berhati lantaran beroperasi ketika banyak korban berjatuhan akibat pandemi, tepatnya ketika kasus positif tengah tinggi-tingginya. 

Maka dari itu, ia menilai bisnis tes PCR sebagai bisnis yang berwujud kejahatan terhadap manusia. 

Baca Juga: Bela Farid Okbah Dkk yang Ditangkap Densus 88, Mustofa: kalau Niat Jadi Teroris, Ngapain Rekaman di YouTube?

"Mengapa dilabel bisnis tak berhati (KEMANUSIAAN) ? Karna bisnis PCR ini beroperasi justru di saat-saat angka kematian Pandemi Covid-19 Varian Delta sedang memuncak di bulan-bulan Juni-Juli-Agustus 2021. Sesungguhnya bisnis jahat ini sdh berwujud KEJAHATAN terhdp KEMANUSIAAN !," tutur Tamrin Tomagola.

Cuitan Tamrin Tomagola.
Cuitan Tamrin Tomagola. Tangkap layar Twitter @tamrintomagola.

Sementara itu, menurutnya bisnis tes PCR ini juga layak disebut sebagai bisnis muka badak karena melibatkan pejabat negara yang mempunyai konflik kepentingan. Hal tersebut ia nilai serupa dengan insider trading atau praktik ilegal di dunia investasi. 

"Mengapa disebut sbg bisnis bermuka-badak ? Karna terdptnya unsur konflik kepentingan sebab dilakukan o/pejabat negara yg punya akses informasi ke dalam negara. Mirip-mirip INSIDER TRADING !," ujarnya. 

Baca Juga: Komunitas di Filipina Serukan Boikot Pencalonan Anak Diktator Ferdinand Marcos karena Kasus Penggelapan Pajak

Diketahui sebelumnya, pembahasan bisnis tes PCR belakangan ini memang berhasil menyita perhatian publik lantaran dikabarkan melibatkan pejabat negara. 

Dua menteri yang diduga terlibat dalam bisnis tes PCR tersebut adalah Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan serta Menteri BUMN, Erick Thohir.

Keduanya sempat membantah tudingan mengambil keuntungan dari bisnis tes PCR, meski memiliki saham di sejumlah perusahaan yang menjalankan bisnis tes PCR tersebut.***

Editor: Wulandari Noor

Sumber: Twitter @tamrintomagola


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x