PR DEPOK - Kepala Staf Presiden, Moeldoko, belum lama ini mengalami kejadian kurang mengenakkan.
Pasalnya, Moeldoko diusir dan ditolak oleh massa aksi Kamisan di Semarang ketika hendak melakukan dialog.
Para peserta aksi tersebut bahkan menyebut Moeldoko sebagai pelanggar HAM dan tidak boleh berbicara di panggung rakyat.
Atas insiden ini, pengamat politik, Rocky Gerung, menilai sang KSP kena batunya atas sikap Istana selama ini.
Rocky Gerung mengatakan bahwa Moeldoko harus menghadapi buah dari sikap Istana terhadap tuntutan-tuntutan yang disuarakan masyarakat, termasuk dalam aksi Kamisan tersebut.
"Kita mau lihat ini ini sebagai satu civil disobedience yang menganggap bahwa 'udahlah pemerintah mau ngomong suka-suka aja tuh, kita nggak peduli lagi', karena mereka pemerintah tidak mampu untuk menghasilkan keadilan. Jadi Pak Moeldoko itu kena batunya tuh," terangnya, dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari kanal YouTube Rocky Gerung Official.
Baca Juga: Kebakaran Kilang Pertamina Cilacap Dituding Sabotase, SPPSI Jakarta: Tuduhan Keji dan Tak Berdasar
Terlebih, katanya melanjutkan, hingga saat ini kasus kudeta Partai Demokrat masih berjalan.
Sehingga, tuturnya, pengusiran sang KSP oleh massa aksi ini merupakan bentuk kekesalan atas permasalahan yang ada di tubuh politik Moeldoko.
Namun, Rocky berharap kejadian yang menimpa mantan Panglima TNI itu tidak dianggap sebagai pelecehan atau penghinaan terhadap pejabat.
"Jangan sampai soal semacam ini dianggap melecehkan pejabat, bukan, ini soal yang udah ratusan kali ditunggu di depan Monas dan nggak ada yang mau keluar, itu kan pengecut namanya," katanya.
Diberitakan sebelumnya, KSP Moeldoko diusir dan tidak diterima oleh massa aksi Kamisan di Semarang pada Kamis, 17 November 2021 kemarin.
Moeldoko ditolak ketika hendak berbicara di depan massa yang menyuarakan penyelesaian pelanggaran HAM.
Baca Juga: Real Madrid dan Barcelona akan Jajal Lapangan JIS dalam Turnamen IYC
"Ya teman-teman sekalian," kata sang KSP kepada pendemo.
Namun, ia langsung ditolak mentah-mentah oleh massa yang bahkan menyebutnya sebagai pelanggar HAM.
"Kami bukan teman Bapak!" ujar pendemo.
"Pelanggar HAM nggak boleh ngomong soal HAM," teriak pendemo lain menyahuti.
Moeldoko beserta rombongan dari Komnas HAM itupun memutuskan untuk meninggalkan area aksi Kamisan tersebut.***