Menurut penuturan Tifatul Sembiring, alokasi PMN untuk Garuda Indonesia sendiri mencapai Rp8 triliun pada tahun 2019.
“Udah realistis saja, bisnis pakai hitungan bisnis. Udah lebih 10 thn diberi waktu, rugi terus. JAL aja dijual kok,” ujar Tifatul Sembiring mengakhiri cuitannya.
Mengenai utang, Irfan menyatakan saat ini Garuda Indonesia tengah melakukan komunikasi insentif dengan pihak terkait guna melakukan negosiasi utang.
Adapun pihak-pihak yang dimaksud di antaranya yakni dengan lessor atau pihak yang menyewakan (menyediakan) jasa pesawat dan kreditur yang jumlahnya mencapai 800.***