Luhut Binsar juga mengungkapkan bahwa kondisi keuangan perdagangan alat kesehatan Indonesia masih dalam tahap yang terus meningkat dibandingkan kondisi keuangan perdagangan yang naik lebih tinggi dari tahun-tahun lalu.
Peningkatan kondisi keuangan perdagangan ini, diakibatkan oleh peningkatan impor alat-alat kesehatan mulai tahun 2015 lalu.
Sementara untuk grafik ekspor sangatta terbatas, jika diperkirakan totalnya hanya sekitar 3-5 persen dalam tiga tahun terakhir.
“Indonesia mengandalkan produk impor sebagian besar untuk alat kesehatan kompleks, sedangkan produk ekspor sangat terbatas. Kita punya segalanya di negara ini. Tapi, hampir seluruh impor alat kesehatan Indonesia terus meningkat, dengan urutan dari tertinggi adalah Electrodiagnosis Devices (70 juta dolar AS), Ultrasonic Scanning Devices (70 juta dolar AS), dan Needles, catheters, cannulae and more (43 juta dolar AS),” katanya lagi.***