Aksi protes masyarakat Natuna ini digelar di depan gerbang pangkalan TNI Angkatan Udara Raden Sadjad pada Sabtu, 1 Februari bertepatan dengan berangkatnya pesawat Batik Air untuk menjemput WNI di Provinsi Hubei, Tiongkok.
Pihak Pemerintah melalui Ketua MPR Bambang Soesatyo menanggapi hal ini sebagai kondisi yang wajar mengingat beberapa masyarakat masih awam akan penangkalan virus corona.
Baca Juga: Gus Sholah Wafat, Mohammad Idris: Selamat Jalan Kekasih Allah
"Kecemasan itu sangat wajar mengingat sebagian besar masyarakat begitu awam tentang virus corona dan cara menangkalnya. Sedangkan pemberitaan tentang ekses virus corona ini sangat intens dan mulai menebarkan rasa takut.
"Apalagi setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menetapkan status virus corona Wuhan sebagai darurat, yang ditindaklanjuti banyak negara dengan ragam tindakan preventif menangkal penyebaran virus itu," kata Bambang seperti yang telah diberitakan oleh Pikiran-Rakyat.com.
Keresahan Warga Natuna
Sejak tanggal 2 Februari 2020, ratusan WNI dari Wuhan tetap dikarantina di Pulau Natuna seperti yang direncanakan di awal.
Baca Juga: Diimingi Emas dan Harga Murah, Puluhan Pasangan di Depok Tertipu WO Bodong
Beberapa warga Natuna belum terbiasa dengan adanya karantina tersebut dan merasa panik karena lokasi karantina hanya berjarak beberapa kilometer dari permukiman.
Sementara warga juga tidak memiliki akses mudah untuk mendapatkan masker serbagai salah satu fasilitas yang dapat digunakan sebagai upaya preventif penyebaran virus corona.