Bendungan yang berada di aliran Sungai Krueng Rukoh ini memiliki luas area genangan mencapai 767 ha dan disiapkan untuk menampung air hingga 128 juta meter kubik.
Baca Juga: Nikita Mirzani Jalani Sidang Perdana atas Dugaan Kasus Penganiayaan
Bendungan ini dibangun sejak akhir tahun 2018 dengan biaya APBN sebesar Rp 1,5 triliun.
Pelaksanaan pembangunan dilakukan secara bertahap melalui dua paket dengan masing-masing kontraktor, PT. Nindya Karya (Persero) untuk paket 1 senilai Rp 377 miliar dan PT. Waskita Karya (Persero) Tbk.
Sedangkan, untuk paket 2 senilai Rp 1.122 triliun dibangun oleh KSO PT Adhi Karya (Persero) dan PT Andesmont Sakti.
Baca Juga: Serangan Israel di Suriah dan Gaza Tewaskan Dua Pejuang Jihad Islam
“Saat ini konstruksi memasuki tahap penyelesaian outlet terowongan pengelak aliran sungai agar dapat dilakukan pekerjaan utama pada tubuh bendungan,” kata Djaya.
Bendungan Rukoh merupakan salah satu Program Strategis Nasional (PSN) yang dibangun Kementerian PUPR melalui Balai Wilayah Sungai Sumatera 1 Ditjen Sumber Daya Air sebagai upaya mewujudkan ketahanan air dan kedaulatan pangan di Provinsi Aceh.
Selain itu di Kabupaten Pidie juga telah direncanakan pembangunan Bendungan Tiro yang letaknya di hulu dari Bendungan Rukoh.