5 Jenis Vaksin Covid-19 Telah Mendapat Izin Penggunaan Darurat dari BPOM

- 11 Januari 2022, 11:47 WIB
Ilustrasi Vaksin.
Ilustrasi Vaksin. /Jurnal Ngawi/unsplash.com/Brano

PR DEPOK - Sebanyak lima jenis vaksin Covid-19 telah diterbitkan izin penggunaan darurat oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Kelima produk vaksin Covid-19 tersebut dapat digunakan sebagai vaksin dosis lanjutan atau booster.

“Ada lima vaksin yang telah mendapatkan emergency use authorization (EUA)," kata Kepala BPOM Penny K. Lukito, dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari laman Sekretariat Kabinet.

Baca Juga: Ashanty Positif Covid-19 Pasca dari Turki, Luhut: Jangan ke Luar Negeri Dulu

"Sebelum mendapatkan EUA, tentunya telah melalui proses evaluasi para tim ahli komite nasional penilai vaksin Covid-19 dan mendapat rekomendasi memenuhi persyaratan,” kata dia, menambahkan.

Adapun kelima vaksin Covid-19 yang telah mendapat izin penggunaan darurat dari BPOM tersebut adalah:

1. Vaksin CoronaVac produksi PT Bio Farma.
2. Vaksin Pfizer.
3. Vaksin AstraZeneca.
4. Vaksin Moderna.
5. Vaksin Zifivax.

Baca Juga: Curhat Masalah Rumah Tangga, Raffi Ahmad Hadiahkan Program Bayi Tabung untuk Manajer Nagita Slavina

"Masih terdapat beberapa vaksin yang tengah diuji klinik untuk memperoleh EUA sebagai vaksin dosis lanjutan," kata dia.

Menurut Penny Lukito, bahwa vaksin booster dapat diberikan kepada kelompok masyarakat usia 18 tahun ke atas dan diberikan minimal 6 bulan dari vaksin primer dosis lengkap.

"Vaksin CoronaVac produksi PT Biofarma untuk booster homolog dengan dosis sebanyak satu dosis," terangnya.

Baca Juga: Pemerintah Cabut Larangan Ekspor Batu Bara Usai Diprotes Sejumlah Negara, Gus Umar: kayak Bercandaan Saja

Berdasarkan hasil uji imunogenisitas menunjukkan peningkatan titer antibodi netralisasi hingga 21-35 kali setelah 28 hari pemberian vaksin booster ini pada subjek dewasa, jelasnya.

Lebih lanjut dia menjelaskan, vaksin Pfizer atau Comirnaty untuk boster homolog dengan dosis sebanyak satu dosis.

“Hasil uji imunogenisitas menunjukkan peningkatan nilai rata-rata titer antibodi netralisasi setelah 1 bulan (pemberian booster) sebesar 3,3 kali,” terangnya.

Baca Juga: Ezra Walian Siap Bermain dan Cetak Gol Saat Persib Bentrok Bali United

Vaksin AstraZeneca juga bersifat homolog dengan dosis sebanyak satu dosis. Hasil uji imunogenisitasnya menunjukkan peningkatan nilai rata-rata titer antibodi sekitar 3,5 kali.

Selanjutnya, vaksin Moderna digunakan untuk booster homolog dan heterolog dengan dosis setengah dosis.

Booster heterolog vaksin Moderna digunakan untuk vaksin AstraZeneca, Pfizer, dan Janssen atau Johnson & Johnson.

Baca Juga: Coutinho Sudah, Pemain Barcelona Ini Siap Ucapkan Selamat Tinggal

“Ini menunjukkan respons imun antibodi netralisasi sebesar 13 kalinya setelah pemberian dosis booster,” ujarnya.

Vaksin Zifivax untuk booster heterolog dengan vaksin primer Sinovac dan Sinopharm. Titer antibodi netralisasi meningkat lebih dari 30 kali pada subjek yang telah mendapat dosis primer Sinovac atau Sinopharm.

Data imunogenisitas hasil pengamatan uji klinik dari semua vaksin Covid-19, menunjukkan adanya penurunan kadar antibodi secara signifikan sampai di bawah 30 persen.

"Itu terjadi setelah selama enam bulan pemberian vaksin primer yang dosis lengkap," ujar Penny Lukito. ***

Editor: Imas Solihah

Sumber: Sekretariat Kabinet


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah