PR DEPOK - Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) telah melaporkan jumlah kasus Omicron di Indonesia kini bertambah.
Kemenkes sebut kasus Omicron yang melibatkan pelaku perjalanan luar negeri maupun transmisi lokal di Indonesia bertambah menjadi 572 orang.
Dari hasil pemantauan di lapangan oleh Kemenkes, mayoritas kasus Omicron di Indonesia memiliki gejala ringan bahkan tanpa gejala.
Baca Juga: 4 Tips Aman Memilih Set Top Box atau STB agar Bisa Menikmati Siaran TV Digital
Kini dari total kasus Omicron itu, hampir setengahnya atau sekitar 276 orang telah selesai menjalani isolasi.
Sedangkan sisanya yakni 296 orang masih harus menjalani isolasi.
"Dari hasil pemantauan di lapangan, mayoritas gejalanya ringan dan tanpa gejala. Jadi, belum butuh perawatan yang serius," ucap Juru Bicara Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi dikutip PR Depok dari Antara, 14 Januari 2022.
Baca Juga: Usai Viral Berkat NFT Foto Selfie-nya, Ghozali Langsung 'Ditagih' Pajak?
Sebelumnya, kasus varian Omicron dilaporkan bertambah 66 orang, sehingga total menjadi 572 orang.
Penambahan kasus itu terdiri atas 33 kasus dari pelaku perjalanan internasional dan 33 orang transmisi lokal.
Nadia menjelaskan, sebagai tindak lanjut, seluruh pasien wajib menjalankan karantina kesehatan.
Baca Juga: Luna Maya Ungkap Kejadian Terunik yang Ia Lakukan demi BTS, Titi Kamal: Itu Gila Sih
Mayoritas menjalani karantina di RSDC Wisma Atlet Kemayoran, jumlahnya sekitar 339 orang.
Sedangkan sisanya menjalani karantina di RS yang telah ditunjuk oleh Satgas Penanganan Covid-19.
Nadia juga menyebut tidak ada perbedaan karakteristik gejala antara pasien perjalanan luar negeri dengan pasien transmisi lokal.
Mayoritas gejalanya ringan bahkan tanpa gejala. Namun, gejala yang paling banyak dialami pasien adalah batuk, pilek serta demam.
Lebih lanjut Nadia menjelaskan, penambahan kasus Omicron dalam beberapa waktu terakhir telah berimplikasi pada lonjakan kasus harian nasional.
Bahkan, ia menyebut proporsi varian Omicron jauh lebih banyak dibandingkan varian Delta.***