Berwisata di Kampung Herbal Surabaya, Tanam Empon-empon Sebelum Virus Corona Mewabah

- 8 Maret 2020, 13:46 WIB
Ilustrasi tanaman.
Ilustrasi tanaman. /Pexels

PIKIRAN RAKYAT - Tanaman empon-empon kini banyak dicari warga sejak hasil penelitian dari Universitas Airlangga (Unair) menunjukkan bahwa tanaman empon-empon berkhasiat menangkal virus Corona yang bermanfaat untuk meningkatkan imunitas tubuh.

Sebelum Corona datang, Kampung Herbal Surabaya sudah membudidayakan empon-empon sejak lama.

Apa saja tanaman empon-empon yang ditanam oleh Kampung Herbal Surabaya?

Dikutip dari situs berita Antara oleh Pikiranrakyat-depok.com, Kampung Herbal terletak di Kelurahan Nginden Jangkungan, Kecamatan Sukolilo, Kota Surabaya, Jawa Timur.

Baca Juga: Demi Cegah Penyebaran Virus Corona, Seluruh Perusahaan di Depok Wajib Sediakan Hand Sanitizer 

Seperti yang tertulis dalam namanya, Kampung Herbal membudidayakan berbagai tanaman herbal atau empon-empon seperti kunyit, jahe, sambiloto, dan temulawak.

Erna Sri Wulandari, Lurah Nginden Jangkungan, berkata bahwa budidaya herbal telah dilakukan oleh warganya sejak lama, namun mulai benar-benar aktif sejak tahun 2015.

Taman Herbal merupakan upaya warga sekitar untuk membudidayakan lahan rawa pemkot yang tak terpakai secara swadaya.

“Karena memang dulu awalnya rawa-rawa dan dihuni banyak hewan sehingga banyak yang kena DB (Demam Berdarah).

"Nah, kemudian sama warga dimanfaatkan untuk budi daya berbagai jenis tanaman herbal,” tutur Erna.

Baca Juga: Duka Belum Usai, Setahun Tragedi Penembakan Sadis di Masjid Christchurch  

Sri menambahkan bahwa Kampung Herbal menanam setidaknya 172 jenis tanaman herbal, termasuk beberapa yang berkhasiat untuk meningkatkan sistem imun sebagai penangkal Corona.

“Jadi Taman Herbal (Kampung Herbal) ini bukan sulapan atau baru-baru saja dibuat, tetapi sudah lama sebelum ada virus Corona,” ujarnya.

Dalam prosesnya, para warga Kelurahan Nginden Jangkungan berbagi tugas dengan satu sama lain.

Selain menjual tanamannya, Kampung Herbal juga menjual produk minuman dari bahan-bahan yang ditanamnya serta bibit tanaman herbal untuk menaikkan pemasukan.

“Banyak warga dari luar juga yang membeli bibit tanaman herbal di sini.

Baca Juga: Peringati International Women’s Day, Hannah Al Rashid Turun ke Jalan 

Selain itu, hasil tanaman herbal ini juga diolah warga menjadi produk minuman seperti sinom, temulawak, dan dititip-titipkan ke warung-warung untuk dijual,” ujar Erna.

Turis dari berbagai daerah tertarik untuk datang ke Kampung Herbal, termasuk turis lokal, luar Surabaya, dan mancanegara.

Para turis biasanya ingin belajar mengenai pembibitan tanaman herbal.

Tour guide yang berada di lokasi akan mendampingi para turis dan menerangkan tentang tanaman herbal di sana.

Para warga bahkan telah membuat sistem barcode untuk mempermudah turis belajar mengenai tanaman herbal.

Baca Juga: Terus Jadi Sorotan, KPK Tegaskan Tidak akan Kurangi Penindakan Kasus Korupsi 

“Sementara ini ada 60 jenis tanaman yang bisa dicek menggunakan barcode.Dari barcode itu bisa diketahui mulai jenis tanaman, nama latin, manfaat tanaman hingga cara pengolahannya,” kata lurah yang telah bertugas selama lima tahun lebih itu.

Kampung Herbal kini menjadi salah satu destinasi wisata andalan Kota Surabaya.***

 

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah