PR DEPOK – Ahli kriminologi Universitas Indonesia (UI), Arijani Lasmawati meminta pemerintah untuk mewaspadai gerakan radikalisme menjelang Pemilu 2024 mendatang.
Menurutnya, gerakan bernuansa radikalisme itu pernah terjadi pada masa Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta pada 2017 dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
Ia menjelaskan, kontestasi politik di Pilgub DKI Jakarta 2017 dan Pilpres 2019 meningkatkan perkembangan radikalisme di Indonesia, terutama dengan adanya massa aksi 212.
Pernyataan Arijani itu pun ditanggapi Akmal Sjafril melalui akun Twitter pribadinya, @malakmalakmal.
“Gini amat nasib ilmu di negeri kita,” ujar Akmal Sjafril sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com pada Jumat, 28 Januari 2022.
Ia pun menyoroti pernyataan Arijani, yang merupakan akademisi bidang kriminologi, yang menyebut bahwa aksi 212 tak hanya bersifat kriminal, namun juga radikal.
“PADAHAL GAK TIMBUL KERUSAKAN APAPUN waktu aksi itu,” katanya menambahkan.
Baca Juga: Edy Mulyadi Mangkir Panggilan Bareskrim, Husin Shihab: Kita Harus Kawal Betul
Akmal Sjafril mempertanyakan, mengapa seorang akademisi bisa dengan mudahnya memilih diksi.