Soal Polemik Ponpes dan Terorisme, Ali Syarief Ingatkan BNPT: Harus Belajar Buat Narasi yang Tak Berbuah Gaduh

- 2 Februari 2022, 08:12 WIB
Akademisi Ali Syarief mengingatkan BNPT untuk berhati-hati membuat narasi agar tidak menimbulkan polemik buntut pernyataan soal pesantren yang terafiliasi terorisme.
Akademisi Ali Syarief mengingatkan BNPT untuk berhati-hati membuat narasi agar tidak menimbulkan polemik buntut pernyataan soal pesantren yang terafiliasi terorisme. /Instagram.com/@alisyarief50./

PR DEPOK - Akademisi Cross Culture Institute, Ali Syarief belum lama ini menyoroti klarifikasi yang disampaikan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

Klarifikasi itu muncul buntut dari polemik ratusan pesantren yang diduga oleh BNPT terafiliasi dengan jaringan terorisme.

Dengan adanya klarifikasi tersebut, Ali Syarief lantas memberikan masukkan agar BNPT bisa memperbaiki kinerja mereka ke depannya.

Baca Juga: Jusuf Kalla Sebut Radikalisme Muncul Akibat Ketidakadilan, Musni Umar: ini Sering Dilupakan

Ali Syarief dalam pernyataannya mengingatkan seluruh jajaran di BNPT untuk belajar kembali membuat narasi yang tidak menimbulkan kegaduhan di masyarakat.

Pasalnya usai pernyataan soal pesantren tersebut sampai ke publik, tak sedikit pihak seperti tokoh-tokoh mengkritik BNPT.

"Harus pada belajar membuat narasi yg tdk membuah gaduh masyarakat," ujar Ali Syarief seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari akun Twitter @alisyarief pada Rabu, 2 Februari 2022.

Cuitan Ali Syarief.
Cuitan Ali Syarief. Tangkapan layar Twitter @alisyarief.

Polemik yang disoroti Ali Syarief sendiri muncul dari pernyataan Kepala BNPT Boy Rafli Amar dalam acara rapat kerja bersama Komisi III DPR.

Baca Juga: Cara Daftar Kartu Prakerja 2022 Melalui Situs www.prakerja.go.id, Dapatkan Total Manfaat hingga Rp3,55 Juta

Dalam pernyataannya, Boy Rafli menjelaskan bahwa pihaknya telah menemukan pondok pesantren, yang diduga terafiliasi dengan jaringan terorisme.

Dia mengungkapkan, terdapat 11 pesantren yang terafiliasi dengan Jamaah Anshorir Khalifah, 68 terafiliasi Jamaah Islamiyah, dan 119 terafiliasi Anshorut Daulah atau simpatisan ISIS.

Pernyataan itu pun sontak menghebohkan publik dan menuai kritik dari berbagai pihak.

Menyadari hal itu, Direktur Pencegahan BNPT Brigjen Pol R Ahmad Nurwakhid lalu mengklarifikasi narasi yang disampaikan oleh Boy Rafli Amar.

Baca Juga: Hana Hanifah Blak-blakan Akui Jual Senjata Api, Luna Maya Syok: Pantesan Kamu Banyak Duitnya

"Tentu hal ini perlu dijernihkan agar masyarakat tidak terbawa narasi yang selalu mem-framing berbagai kebijakan untuk meningkatkan deteksi dini dan kewaspadaan dalam pengertian yang negatif," ucap Ahmad Nurwakhid dilansir dari Antara.

Dia lalu menjelaskan bahwa yang disampaikan oleh Kepala BNPT tersebut semestinya dibaca sebagai bentuk pertanggungjawaban kinerja institusi di depan anggota dewan.

Kemudian ia juga mengatakan, data yang diungkapkan tersebut adalah bagian dari hasil kerja pemetaan dan monitoring dalam rangka pencegahan radikal terorisme.

Baca Juga: Cara Cek Penerima Bansos Online 2022 Melalui HP untuk Dapatkan Bantuan PKH Ibu Hamil hingga Rp3 Juta

Dengan demikian, hal itu akan memberikan peringatakan serta meningkatkan pula kewaspadaan bagi semua stakeholder.

Tak hanya itu, Ahmad Nurwakhid juga menegaskan bahwa BNPT sendiri sudah melibatkan para tokoh agama dalam pelaksanaan programnya.

Mereka menurutnya dilibatkan melalui forum gugus tugas pemuka agama BNPT.

Lalu ia juga menuturkan bahwa BNPT sudah melakukan silaturahmi kebangsaan secara berkala, dengan cara mengunjungi presantren di banyak wilayah di Indonesia.***

Editor: Wulandari Noor

Sumber: Twitter @alisyarief ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah