PR DEPOK – Warga Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo, Jawa Tengah, menolak proyek tambang batu andesit.
Salah seorang warga Wadas menyatakan mayoritas masyarakat yang pro dengan proyek tambang batu andesit itu sebagian besar bukan warga asli desa tersebut.
Bahkan masyarakat yang pro terhadap proyek tambang batu andesit hanya segelintir yang memiliki tanah di lokasi penambangan.
Pernyataan seora warga Wadas itu pun menarik perhatian banyak pihak, termasuk Humas Partai Ummat, Mustofa Nahrawardaya.
Baca Juga: Denny Darko Ramal Nasib Pembangunan IKN yang Disebut Rampung pada 2024: Presiden Jokowi Akhirnya...
Dalam tanggapannya, politisi Partai Ummat itu diduga melayangkan sindiran dengan menyinggung soal pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) baru ke Kalimantan Timur.
"Yang setuju pindah IKN?" tutur Mustofa Nahrawardaya dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Twitter @TofaTofa_id.
Sebagai informasi, Desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah, terdiri dari 11 dusun. Tujuh dusun di antaranya masuk daerah terdampak penambangan.
Baru-baru ini telah terjadi insiden di Desa Wadas. Diketahui warga yang menolak proyek tersebut sempat terlibat adu gesek dengan aparat kepolisian.
Bahkan, puluhan warga Desa Wadas yang menolak terhadap proyek tambang batu andesit ditahan polisi karena diduga menjadi provokator.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dengan sigap beri pernyataan dengan meminta maaf dan berjanji akan meminta polisi melepas sejumlah warga yang ditahan.
Selain itu, Ganjar Pranowo sempat menemui warga Wadas. Namun dalam kunjungannya, ia mengaku hanya menemui warga yang setuju atas proyek tersebut.
Kabar kunjungan Ganjar Pranowo kepada warga Wadas diketahui dari cuitan sang gubernur di akun Twitter pribadinya, @GanjarPranowo.***