Soal Popularitas Jokowi dan Isu Penundaan Pemilu 2024, Ali Syarief Bandingkan dengan Era Orba: Gitu Aturannya

- 4 Maret 2022, 08:22 WIB
Ali Syarief menyoroti popularitas Jokowi dan isu penundaan Pemilu 2024 dengan menyinggung pada masa Orde Baru (Orba).
Ali Syarief menyoroti popularitas Jokowi dan isu penundaan Pemilu 2024 dengan menyinggung pada masa Orde Baru (Orba). /Instagram.com/@alisyarief50./

PR DEPOK – Ekonom Anthony Budiawan belum lama ini menyoroti wacana penundaan Pemilu 2024.

Sebagaimana diketahui, isu penundaan Pemilu 2024 didukung tiga partai politik seperti Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) hingga Partai Amanat Nasional (PAN).

Menurut dia, apabila Pemilu 2024 benar-benar ditunda, maka hal tersebut sama dengan melakukan kudeta konstitusi (constitutional coup).

Baca Juga: Kerap Mengkritik, Susi Pudjiastuti Akui Sering Dituding dan Dihujat: dari Cebong, Kini Jadi Kadrun PKI

Sebagai informasi, kudeta konstitusi adalah suatu proses mengubah konstitusi untuk melanggengkan kekuasaan, yang sebelumnya dibatasi oleh konstitusi.

Pernyataan ekonom itu pun rupanya menarik perhatian sejumlah pihak, salah satunya yakni Akademisi Cross Culture Institute, Ali Syarief.

Melalui akun Twitter pribadinya, @alisyarief, ia menyoroti hasil sebuah survei mengenai tingkat kepuasan rakyat atas kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Baca Juga: Nama Soeharto Disebut Dihapus dari Sejarah, Fadli Zon: Orang Kepercayaan Jenderal Sudirman, Perannya Besar

"Popularitas Joko Widodo (Jokowi) mencapai 73,9 persen, dijadikan alasan utama beberapa parpol untuk mendukung usulan yang bisa mengarah kepada ‘kudeta konstitusi’,” ujarnya.

Berbeda di zaman Orde Baru (Orba), kata Ali Syarief, rakyat sendiri yang secara terbuka meminta agar Presiden ke-2 RI, Soeharto untuk kembali dipilih.

Halaman:

Editor: Ramadhan Dwi Waluya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x