Dirinya sempat ditanya apa penyebab kelangkaan minyak goreng di Indonesia sampai berlarut-larut, ia pun mengatakan bahwa persoalan tersebut sangat kompleks dari hulu ke hilir.
Sejatinya, pemerintah secara bertahap telah menangani persoalan produksi hingga proses distribusi minyak goreng dengan harapan minyak goreng dapat dijangkau dengan mudah oleh masyarakat.
Namun, masalah baru telah muncul dengan kenaikan harga dan kelangkaan minyak goreng yang dinilai imbas dari masyarakat yang mengalami panic buying atau membeli berlebihan ketika ada kesempatan lantaran beberapa waktu lalu harga minyak goreng sangat sulit dijangkau masyarakat.
Padahal, hasil riset menyebutkan bahwa kebutuhan minyak goreng per orang hanya 0,8-1 liter per bulan. Artinya, kini banyak rumah tangga menyetok minyak goreng. "Tapi ini baru terindikasi,” kata dia melanjutkan.***