Soal Usulan Masa Jabatan Presiden Menjadi 3 Periode, Pengamat Politik Sebut Isu Sengaja Dimunculkan Istana

- 15 Maret 2022, 14:30 WIB
Pengamat politik Yusfitriadi komentari soal usulan perpanjangan masa jabatan presiden.
Pengamat politik Yusfitriadi komentari soal usulan perpanjangan masa jabatan presiden. /

PR DEPOK – Usulan perpanjangan jabatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi 3 periode dan penundaan Pemilu 2024, terus disuarakan beberapa partai politik.

Namun, Pengamat Politik Yusfitriadi punya anggapan berbeda. Menurut dia, aktor utama usulan perpanjangan jabatan Presiden Jokowi 3 periode dan penundaan Pemilu 2024, sengaja dimunculkan pihak Istana.

Menurut Yusfitriadi, wacana perpanjangan jabatan Presiden Jokowi 3 periode dan penundaan Pemilu 2024, terlihat jelas ketika Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, menyampaikan hal itu ke publik.

Baca Juga: Haikal Hassan Ajak Umat Tolak Label Halal Pemerintah, Ruhut Sitompul Beri Pembelaan: Umat yang Mana?

Luhut, menurut Yusftiriadi, menyampaikan ‘big data’ yang menyatakan bahwa sebagian besar rakyat Indonesia, menginginkan perpanjangan jabatan Presiden Jokowi 3 periode dan penundaan Pemilu 2024.

Meskipun, ‘big data’ tersebut hingga saat ini tidak muncul secara detail ke publik.

“’Big data’ yang disampaikan Luhut sangat bertolak belakang dengan rilis beberapa lembaga survei, bahwa sebagian rakyat indonesia tidak mau pemilu diundur atau ditunda,” kata Yusfitriadi kepada PikiranRakyat-Depok.com, Senin 14 Maret 2022, malam WIB.

Sehingga, kata Yusfitriadi, sudah hampir bisa disimpulkan bahwa Airlangga Hartarto, Muhaimin Iskandar dan Zulkifli Hasan terus menyuarakan usulan tersebut, hanyalah corong istana.

Baca Juga: Soroti Usulan Masa Jabatan Presiden Jadi 3 Periode, Hidayat Nur Wahid: Ada yang Ngotot, Tapi Bukan Gelombang

Halaman:

Editor: Nur Annisa


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x