Namun, Farah terus menunggu waktu yang tepat untuk berangkat ke Tanah Suci.
“Karena Farah bertekad, kalau sudah sukses pasti mau naik haji. Kita tidak tahu kapan panggilan Allah itu datang. Alhamdulillah tahun ini terpanggil,” kata Farah.
Baca Juga: Tak Perlu Antre! Cukup Buka Link eform.bri.co.id untuk Mencairkan Dana BPUM 2022
Farah akan membawa doa khusus bagi almarhumah sang ibu. “Doa buat almarhumah mama, kemudian doa cita-cita biar sukses, bisa membanggakan orangtua dan bisa bermanfaat bagi orang lain,” tambah Farah.
Wanita yang menyelesaikan pendidikannya di Pesantren Misbahul Ulum, Paloh, Kota Lhokseumawe ini juga memberikan pesan kepada anak muda lainnya agar memanfaatkan masa muda sebaik mungkin.
“Intinya bersihkan hati, bersihkan jiwa baru hidayah itu datang. Jangan lalai dengan masa muda, karena kita enggak tahu kapan ajal itu akan menjemput,” ucap Farah.
Farah berencana setelah pulang dari tanah suci akan melanjutkan pendidikannya di Pondok Pesantren Darullughah Wadda'wah, Jawa Timur.
Ketua PPIH Embarkasi Aceh, Iqbal mengatakan Farah beserta ayahnya dari Aceh Utara 208, dengan jamaah Lhokseumawe 130 orang, Aceh Tamiang 49 orang, dan empat orang Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) serta dua Pemandu Haji Daerah (PHD).
“Karena tahun ini ada pembatasan usia 65 tahun ke bawah, maka yang paling tua ini, artinya yang paling tua di antara yang tua-tua,” kata Iqbal.