Sebelumnya, Kemenkes mengatakan cacar monyet dapat bertransmisi melalui kontak erat dengan hewan, manusia atau benda yang terkontaminasi virus monkeypox.
"Penularan dapat melalui darah, air liur, cairan tubuh, lesi kulit atau cairan pada cacar. Kemudian droplet pernapasan," tutur Syahril.
Baca Juga: Chelsea Serius Rekrut Matthijs de Ligt dari Juventus, Nyerah Datangkan Jules Kounde?
Menurut Syahril, masa inkubasi cacar monyet biasanya 6 sampai 16 hari. Akan tetapi, dapat mencapai 5 sampai 21 hari.
Adapun fase awal gejala yang terjadi pada 1 sampai 3 hari jika terkena virus cacar monyet yakni demam tinggi, sakit kepala hebat, limfadenopati atau pembengkakan kelenjar getah bening, nyeri punggung, nyeri otot, dan lemas.
Kemudian pada fase erupsi atau fase paling infeksius yakni terjadinya ruam atau lesi pada kulit yang biasanya dimulai dari wajah lalu menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Secara bertahap, virus cacar monyet mulai tampak berawal dari bintik merah seperti cacar makulopapula, lepuh berisi cairan bening, lepuh berisi nanah, lalu mengeras atau keropeng kemudian rontok.
Baca Juga: Alasan Jokowi Kunjungi Rusia dan Ukraina Setelah Hadiri KTT G-7 di Jerman
"Biasanya diperlukan waktu hingga 3 minggu sampai periode lesi tersebut menghilang dan rontok," ujar dia lagi.
Lebih jauh, pihaknya menjelaskan jika cacar monyet disebabkan oleh virus human monkeypox (MPXV) orthopoxvirus dari famili poxviridae yang bersifat highlipatogenik atau zoonosis.