Di antaranya ada ayam jago ekor hitam dengan leher merah, bunga peony merah, dan daun pisang hijau.
Mangkuk ini berasal dari Provinsi Guangdong di Cina Selatan yang sudah ada lebih dari satu abad yang lalu.
Baca Juga: Persib Bandung Kalahkan Arema FC 2-1, Kunci Kemenangan Persiapan Matang dan Peran Bobotoh
Lalu dibuat oleh pengrajin Hakka yang secara individual mencetak dan melukisnya dengan tangan.
Dalam filosofinya motif ayam jago melambangkan makna kerja keras, semangat juang, dan keluarga sejahtera.
Lantas mengapa bergambar ayam jantan bukan betina? Hal ini karena masyarakat Tionghoa yang patriarki saat itu lebih menyukai laki-laki daripada perempuan, karena bagi mereka melahirkan anak laki-laki berarti berkah besar bagi sebuah keluarga.
Pada saat itu orang tua Hakka akan membeli mangkuk ayam jantan untuk putra mereka dan mengukir namanya atau tanda unik di atasnya, yang akan tetap ada di aula leluhur sampai pemiliknya meninggal.
Sementara itu, bunga peony dalam filosifinya mewakili pepatah Cina umum sebagai 'bunga yang mekar dengan kekayaan dan kemakmuran'.
Oleh karena itu, peony berarti simbol kemakmuran, kekayaan, dan status sosial yang tinggi, sedangkan daun pisang berarti keberuntungan.