Namun, seperti keterangan sejarawan Rushdy Hoesein, mengatakan bahwa semboyan ‘Jas Merah’ atau 'Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah' ini, bukan murni berasal dari Presiden Pertama Indonesia, Ir Soekarno Hatta.
“Menurut AH Nasution, ‘Jas Merah’ adalah judul yang diberikan Kesatuan Aksi 66 terhadap pidato Presiden, bukan judul yang diberikan Bung Karno,” kata sejarawan Rushdy Hoesein, dalam gelaran acara bedah pidato Bung Karno di Perpustakaan Nasional, dilansir Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara News.
Baca Juga: Pendataan Tenaga Non ASN: Alur, Syarat, Dokumen, dan Link Pendaftaran
Menurut keterangan Rusdy, pada masa itu Bung Karno tidak sedikitpun menyinggung istilah ‘Jas Merah’ saat menyampaikan pidato berjudul ‘Djangan Sekali-Kali Meninggalkan Sejarah!’ pada 17 Agustus 1966.
Pada hakikatnya, Bung Karno menyebutkan semboyan atau judul tersebut pada pidatonya, bertujuan untuk mempertahankan garis politiknya yang masih berlaku pada masa itu.
Dalam pidatonya tersebut juga, Presiden Pertama Indonesia, Ir Soekarno banyak menyebutkan beberapa hal penting, seperti tahun-tahun yang menghadapi kedaruratan dan konflik sesama anak bangsa.
Itulah sejarah singkat mengenai semboyan 'Jas Merah' atau 'Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah', yang erat kaitannya dengan peristiwa G30S PKI.***