Waspada Gagal Ginjal Akut, IDAI Anjurkan Orang Tua Hindari Penggunaan Paracetamol Sirup pada Anak

- 19 Oktober 2022, 06:00 WIB
Ilustrasi. Sebanyak 189 kasus gagal ginjal akut misterius telah tercatat muncul di Indonesia dalam dua bulan terakhir.
Ilustrasi. Sebanyak 189 kasus gagal ginjal akut misterius telah tercatat muncul di Indonesia dalam dua bulan terakhir. /Foto: Polina Tankilevitch/Pexels/

PR DEPOK - Kasus gagal ginjal akut misterius yang terjadi pada anak-anak di Indonesia belakangan ini memicu kekhawatiran masyarakat dan juga para dokter.

Hingga saat ini, belum jelas apa penyebab gagal ginjal akut yang menyerang anak-anak.

Namun sebagai bentuk kewaspadaan, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menganjurkan orang tua untuk menghindari pemberian obat sirup paracetamol bagi anak yang sedang mengalami demam.

Baca Juga: Simak Cara Daftar DTKS Kemensos Online di Sini, BPNT dan PKH Cair Lagi Oktober Ini

Anjuran untuk tidak memberikan paracetamol pada anak dikaitkan dengan temuan obat batuk yang menyebabkan beberapa anak di Gambia mengalami gagal ginjal akut hingga meninggal dunia.

Obat tersebut disebut mengandung kandungan dietilen glikol dan etilen glikol, sama seperti yang terkandung di paracetamol.

"Dugaan dari Gambia, Afrika, ada kandungan dietilen glikol dan etilen glikol pada sirup obat. Untuk kewaspadaan dini, kita hindari dulu obat sirup sambil di awasi ada tidaknya obat itu di Indonesia," kata Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso dikutip dari Antara.

Baca Juga: Login cekbansos.kemensos.go.id, PKH 2022 Cair Lagi Oktober hingga Rp750.000, Cek Nama Anda di Sini

Belajar dari gagal ginjal akut di Gambia, menurut Pripim anjuran tidak menggunakan paracetamol adalah sistem kewaspadaan dini yang bisa diterapkan orang tua.

"Yang dihadapi sekarang adalah obat sirup paracetamol atau obat pilek batuk lainnya yang ada campuran dietilen glikol dan etilen glikol," katanya.

Selain para orang tua, ketua IDAI juga merekomendasikan Kementrian Kesehatan (Kemenkes) agar menghindari penggunaan obat tersebut.

"IDAI merekomendasikan ke Kemenkes agar hindari dulu konsumsi obat tersebut," ujar Pripim.

Baca Juga: Buka Link kemnaker.go.id di HP, Nama Penerima BSU 2022 Bisa Dicek secara Online, Begini Caranya

Sebagai solusi jika anak mengalami demam, Pripim mengajak orang tua melakukan pengobatan konservatif khusus untuk mereka yang tidak memiliki komorbid.

Salah satu cara pengobatan konservatif yang bisa dilakukan yakni dengan diberikan istirahat yang cukup dan tidak menggunakan antibiotik.

"Pakai cara konservatif dulu, kecuali ada komorbid seperti asma, pneumonia itu butuh obat serius. Kalau batuk dan pilek karena cuaca, cukup istirahat, cukup jangan gunakan antibiotik" ujarnya.

Baca Juga: BLT BBM Tahap 2 Segera Cair! Pastikan Satu Syarat Ini Terpenuhi tuk Dapatkan Uang Tunai Rp300.000

Kendati demikian, IDAI tetap membolehkan masyarakat untuk mengonsumsi paracetamol selama memenuhi anjuran dokter jika mengalami gejala demam, sebab hasil penelitian terkait gagal ginjal akut belum konklusif di Indonesia.

Ia mengatakan, paracetamol yang beredar bebas di pasar Indonesia saat ini belum tentu menjadi sebab gangguan ginjal akut di Indonesia.

Pripim pun mencontohkan satu kasus dalam sebuah keluarga di mana anaknya yang berusia 7 bulan meninggal.

Baca Juga: Selain Bertambahnya Usia, Berikut Penyebab Lain Rambut Rontok

"Sebagai contoh, pagi tadi saya dihubungi salah satu ibu empat anak. Beliau bilang anaknya usia 7 bulan wafat," katanya.

Kata dia, anak yang meninggal tersebut memiliki tiga kakak dengan gejala demam yang sama.

Namun kakaknya yang mengonsumsi obat mengandung paracetamol baik-baik saja, sementara adik mereka yang tidak justru meninggal.

"Buktinya yang minum paracetamol tidak apa-apa. Yang meninggal malah yang tidak mengonsumsi paracetamol," katanya.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah