PR DEPOK - Peluang bisnis ekspor ubi madu untuk saat ini dinilai sangat besar, baik dalam bentuk ubi segar, beku, maupun olahan.
Menurut data Kementerian Perdagangan (Kemendag), pada periode Januari hingga November 2022, nilai ekspor ubi madu menyentuh angka 11 juta dolar AS (sekitar Rp167 miliar) atau naik 7,46 persen dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Selama tahun 2022, Indonesia telah berhasil melakukan ekspor sebanyak 13,8 ribu ton ubi jalar, termasuk Ubi Cilembu ke berbagai negara seperti Jepang, Singapura, Malaysia, Hongkong, Thailand, Qatar, India, Taiwan, Korea Selatan, dan Arab Saudi.
Ubi Cilembu telah menembus pasar ekspor dari semenjak tahun 1999 dan menjadi primadona bagi warga Singapura, Hongkong, dan bahkan Korea Selatan.
Mengenal Ubi Cilembu
Ubi Cilembu merupakan jenis varietas ubi jalar berupa semak merambat. Ubi ini bernilai ekonomis tinggi karena kandungan gizi serta manfaatnya bagi kesehatan tubuh sangat baik.
Budidaya Ubi Cilembu terbilang sederhana mulai dari tahap penanaman ubi jalar, hingga tahap pemupukan.
Jarak waktu awal menanam sampai panen berkisar antara 4-5 bulan dengan jumlah produksi per hektar relatif tinggi yaitu 15-30 ton per hektar.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Virgo, Libra, dan Scorpio Besok Sabtu, 11 Februari 2023: Kerja Keras Buahkan Hasil
Untuk hasil olahannya pun dapat dibuat dengan berbagai cara seperti dengan tepung, keripik, tape, dodol, selai, kremes, saus, mie, sirup, aneka kue, dan masih banyak lagi olahan ubi lainnya.
Budidaya ubi bernilai ekonomis tinggi karena harga jual relatif stabil, perawatan penggunaan pupuk juga tidak banyak, sehingga dapat lebih menguntungkan bagi para petani.
Untuk budidayanya sendiri memerlukan lahan dengan drainase baik dan tidak becek. Memerlukan tanah yang gembur agar ubi dapat berkembang dengan baik. Sebelum menanam, tanah dapat digemburkan terlebih dahulu dengan cara dicangkul atau dibajak.
Awal pertumbuhan ubi, diusahakan untuk menjaga kelembaban tanah. Lakukan penyiraman di pagi dan sore hari pada stek yang baru di tanam. Lalu penyiraman bisa mulai dihentikan setelah tanaman terlihat tumbuh yang dicirikan dengan keluarnya daun baru pada tanaman ubi.
Ubi Cilembu tergolong dalam suku Convolvulaceae atau kangkung-kangkungan. Berasal dari Desa Cilembu, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat yang budidaya penanamannya pertama kali dimulai sejak tahun 1975.
Ubi Cilembu memiliki kulit semu putih dan semu kuning. Semula nama ubi ini adalah ubi nirkum, lalu kemudian di tahun 1980 mulai terkenal di Jawa Barat dengan nama ubi Cilembu.
Sentra produksi ubi jalar sudah tersebar di berbagai wilayah provinsi di Indonesia, diantaranya Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Papua, dan Sumatera Utara.
Ubi Cilembu memiliki banyak manfaat untuk kesehatan tubuh, sebagai antioksidan alami yang dapat menetralisir radikal bebas penyebab penuaan dini. Manfaat lainnya yaitu dapat mencegah penyakit degeneratif seperti kanker dan penyakit jantung.***