2 Mei Hari Pendidikan Nasional, Simak Fakta Menarik Ki Hadjar Dewantara yang Jarang Diketahui Banyak Orang

- 30 April 2023, 22:05 WIB
Simak fakta menarik soal Ki Hadjar Dewantara, yang lahir pada 2 Mei menjadi Hari Pendidikan Nasional.
Simak fakta menarik soal Ki Hadjar Dewantara, yang lahir pada 2 Mei menjadi Hari Pendidikan Nasional. /tangkap layar gtk.kemdikbud.go.id/

PR DEPOK - Hari Pendidikan Nasional, yang diperingati oleh Bangsa Indonesia pada tanggal 2 Mei setiap tahunnya, merupakan hari kelahiran Ki Hadjar Dewantara.

Beliau merupakan seorang tokoh pendidikan nasional Indonesia yang memiliki kontribusi besar dalam kemajuan pendidikan, bahkan sebelum zaman kemerdekaan. Tak hanya itu, ada beberapa fakta menarik lainnya seputar Bapak Pendidikan Nasional ini.

Dikutip dari situs resmi Indonesian Embassy in Berlin, PikiranRakyat-Depok.Com telah merangkum fakta menarik tentang Ki Hadjar Dewantara yang masih jarang diketahui banyak orang.

Baca Juga: Cara Cek Bansos PKH Tahap 2 Bulan Mei 2023 Online dengan Mengakses Situs cekbansos.kemensos.go.id

1. Seorang Bangsawan

Ki Hajar Dewantara berasal dari keluarga bangsawan Kadipaten Paku Alaman.

Dia merasa prihatin dan cemas melihat kondisi masyarakat sekitarnya, sehingga dia memutuskan untuk keluar dari lingkungan kerajaan dan bergaul dengan masyarakat biasa di daerahnya. 

Saat berusia 40 tahun, Raden Mas Soewardi Soerjaningrat melepaskan gelar kebangsawanan. Beliau lalu memilih nama Ki Hadjar Dewantara secara resmi.

"Ki" adalah panggilan hormat untuk orang tua dan sebagai contoh, "Hajar" artinya guru, sementara "Antara" adalah nama dewa yang menghubungkan dunia bumi dengan dunia yang lebih tinggi.

Baca Juga: Diperingati 1 Mei 2023, Berikut 20 Link Twibbon Hari Buruh Internasional yang Cocok Dibagikan ke Facebook

2. Jurnalis yang Berani

Pendidikan dasar Ki Hadjar Dewantara ditempuh di Europeesch Lagere School (ELS). Lalu melanjutkan pendidikannya ke STOVIA, sebuah sekolah dokter Bumiputera.

Meskipun ia tidak dapat menyelesaikan pendidikannya di STOVIA karena sakit, dia tetap membaca banyak buku dan mengembangkan minatnya dalam sastra, politik, dan ekonomi yang memberinya pemikiran yang luas tentang dunia.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Wilayah Depok Senin, 1 Mei 2023: Diguyur Hujan Sepanjang Hari

Minatnya dalam menulis dan membaca membawa dia ke dunia jurnalistik dan menjadi wartawan di sejumlah surat kabar terkemuka seperti Midden Java, De Expres, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan Poesara.

Tulisan kritisnya membuatnya dikenal sebagai wartawan yang berani pada masa itu, salah satunya adalah tulisannya yang kontroversial berjudul "Seandainya Aku Seorang Belanda".

Dalam tulisan tersebut, ia memberikan kritik tajam terhadap pejabat Hindia Belanda dan karena itu, ia diasingkan ke Belanda pada tahun 1913.

Baca Juga: Cek PKH 2023 Online via cekbansos.kemensos.go.id, Dapatkan Manfaat hingga Rp3 Juta

3. Pendiri Partai Indische Partij

Pada tahun 1912, Ki Hadjar Dewantara bersama dengan Ernest Douwes Dekker dan Tjipto Mangoenkoesoemo mendirikan Partai Indische Partij, partai politik nasionalis pertama di Indonesia.

Partai ini menjadi yang pertama secara resmi menyatakan tujuannya untuk mencapai "Indonesia Merdeka". Mereka juga memulai perjuangan untuk memisahkan tanah Hindia dari Belanda.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Aries, Taurus, Gemini Senin, 1 Mei 2023: Ada Pertemuan dengan Cinta Masa Lalu

4. Pendiri Taman Siswa

Ketika Ki Hadjar Dewantara masih kecil, ia menyaksikan banyak rakyat jelata yang tidak memiliki kesempatan untuk mendapatkan pendidikan.

Seiring waktu, ia berhasil mewujudkan impian untuk mendirikan sebuah sekolah di Yogyakarta, yang kemudian diberi nama "National Onderwijs Institut Taman Siswa" pada tanggal 3 Juli 1922.

Baca Juga: 15 Link Twibbon Hari Pendidikan Nasional 2023 dengan Desain Menarik Lengkap Cara Pasang Foto

Sekolah Taman Siswa bisa dikatakan sebagai simbol bahwa pendidikan berlaku untuk semua orang dari berbagai kalangan.

Di sekolah ini, Ki Hadjar Dewantara menggabungkan pendidikan model Eropa dengan ideologi kebangsaan, dan ia percaya bahwa pendidikan adalah modal penting dalam mencapai kemerdekaan.

Ia meyakini bahwa pendidikan juga bisa membantu mengembangkan semangat kebangsaan dan membawa bangsa kita ke arah yang lebih berbudaya, beradab, dan bermartabat.

Baca Juga: Barcelona Selangkah Menuju Juara LaLiga, Pemain Muda Lamine Yamal Mencetak Sejarah

5. Pencetus Semboyan Pendidikan

Tiga semboyan terkenal dijadikan sebagai semboyan pendidikan Indonesia, yaitu:

Ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, Tut Wuri Handayani

Semboyan tersebut bermakna: di depan menjadi suri tauladan, di tengah memberikan semangat atau spirit, dan di belakang memberikan dorongan atau motivasi.

Baca Juga: Terbaru! 10 Link Twibbon dan Ucapan Hari Buruh 2023, Ada Versi Bahasa Inggris

Konsep penggunaan ketiga semboyan ini adalah sebagai seorang guru, kita seharusnya memberikan teladan dan contoh baik saat berada di depan murid, memberikan inspirasi untuk menciptakan ide dan prakarsa saat berada di tengah-tengah murid, dan memberikan dorongan untuk kemajuan murid ketika berada di belakang mereka.

"Tut Wuri Handayani" kemudian dipilih sebagai logo Kementerian Pendidikan Indonesia pada tanggal 6 September 1977 melalui Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0398/M/1977.***

Editor: Linda Agnesia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah