Presiden Jokowi Dikabarkan Batuk selama 4 Minggu, Diduga Akibat Polusi Udara Jakarta yang Kian Parah

- 15 Agustus 2023, 13:00 WIB
Presiden Jokowi Mengalami Masalah Kesehatan Sebagai Akibat dari Polusi Udara yang Buruk di Jakarta
Presiden Jokowi Mengalami Masalah Kesehatan Sebagai Akibat dari Polusi Udara yang Buruk di Jakarta /

PR DEPOK - Kondisi polusi udara yang belakangan ini semakin parah di Jakarta menjadi perhatian pemerintah karena dianggap tidak sehat. Pasalnya kondisi ini dapat membahayakan kesehatan masyarakat, termasuk Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi).

Bahkan menurut data perusahaan teknologi kualitas udara Swiss IQAir, Jakarta hingga Tangerang sudah masuk kategori kualitas udara tidak sehat selama beberapa pekan ini.

“Memang kualitas udara di Jabodetabek ini sudah semakin memprihatinkan, terutama disebabkan oleh beberapa fenomena yaitu transportasi, industri dan juga cuaca, namun kami informasikan bahwa Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan gerak cepat untuk mengatasi hal tersebut”, ujar Sandiaga.

Baca Juga: Hal yang Dilarang saat Masa Kampanye Pemilu, Jangan Coba-Coba Bisa Didiskualifikasi hingga Pidana 4 Tahun!

Hal itu dibenarkan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno. Dia membeberkan kondisi Jokowi saat ini yang sudah empat minggu mengalami batuk- batuk. Gangguan kesehatan tersebut disebabkan oleh buruknya polusi udara di Jakarta dan sekitarnya.

Oleh karena itu, Sandiaga mengatakan Jokowi telah memberikan perintah agar masalah itu bisa teratasi. Jokowi meminta agar ada solusi konkret untuk mengatasi polusi udara di Jakarta.

"Presiden minta dalam waktu satu minggu ini ada langkah konkrit karena presiden sendiri sudah batuk, katanya sudah hampir empat minggu belum pernah merasakannya ini," kata Sandiaga di Gedung Putih Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 14 Agustus 2023.

Baca Juga: Ayudia Bing Slamet Bagikan Potret Jakarta Diselimuti Polusi dari Atas Pesawat: Kayak Masuk ke Dunia Berbeda

Dia menambahkan, “kemungkinan dokter menyampaikan, ada kontribusi dari pada udara yang tidak sehat dan kualitasnya buruk.”

Tentu saja, Sandiaga yang setiap hari rutin jogging di ruang terbuka juga setuju dengan kondisi kualitas udara di Jakarta yang semakin tidak sehat. Oleh karena itu, perlu ambil langkah tegas untuk menambah luasan ruang terbuka hijau, mengubah industri yang tidak ramah energi menjadi ramah lingkungan, dan beberapa tempat wisata super prioritas akan diorientasikan untuk memanfaatkan elektrifikasi.

“Saya sendiri merasakan polusi, karena saya jogging di pagi hari dan kita harus mampu untuk menghadirkan kualitas yang baik, karena itulah yang dilihat oleh wisatawan kita,” pungkasnya.

Baca Juga: 10 Acara Kriminal Terbaik untuk Ditonton di Netflix, Ada Unsolved Mysteries hingga Unbelievable

Selanjutnya Sandiaga juga menyampaikan bahwa buruknya polusi di Jakarta juga berdampak pada pariwisata. Pariwisata yang terkena polusi buruk ini berbasis pada olahraga atau sport tourism.

Sandiaga mengungkapkan ada maraton internasional yang memberikan catatan atas kondisi polusi udara yang terjadi di Jabodetabek. Situasi ini membuat banyak calon peserta wisata olahraga mengurungkan niatnya untuk mengikuti kegiatan ini karena mempertimbangkan kualitas udara di Jakarta. “Dari sisi pariwisata, sudah ada beberapa kegiatan yang mendapatkan catatan, seperti lari maraton internasional yang mencatat kualitas udara yang tidak sehat di sekitar Jabodetabek,” tandasnya.

“Dan pada akhirnya juga akan berdampak pada penurunan minat berwisata, khususnya di wilayah Jakarta yang masih menjadi pintu gerbang wisata terbesar kedua, setelah Bali dan Kepulauan Riau, tiga teratas untuk dikunjungi wisatawan mancanegara,” kata mantan wakil Gubernur DKI Jakarta.

“Jika tidak ditangani dengan baik, maka akan berdampak negatif pada reputasi dan penyelenggaraan event tersebut,” ujarnya.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: PMJ News ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah